Denpasar (ANTARA News) - Nyoman Gunarsa, salah seorang maestro seni lukis Bali, berpendapat bahwa masyarakat Bali secara perlahan mulai mengalami kemerosotan budaya yang antara lain terlihat dari konsep pengembangan arsitekturnya.

"Hal tersebut terbukti banyak muncul bangunan minimalis yang mengabaikan arsitektur Bali," katanya di Denpasar, Sabtu.

Pada acara sarasehan evaluasi kepemimpinan Gubernur Bali, Mangku Pastika, dan Wakil Gubernur Bali, AA Puspayoga,  ia mengatakan, selain mengabaikan arsitektur Bali pada bangunan rumah, juga pada bangunan tempat ibadah (pura) terjadi pergeseran budaya.

"Banyak pura yang direhab atau direnovasi, namun menghilangkan bahan-bahan asli yang memiliki nilai sejarah ratusan tahun, seperti batu bata dan batu padas," katanya.

Bahkan, ia menilai, hal yang lebih parah lagi saat rehab pura, ternyata bahan lama dibuang dan diganti dengan material yang baru, sehingga menghilangkan nilai sejarah, artinya melupakan makna kerja keras dan spiritual saat leluhurnya membangun bangunan tersebut.

"Bayangkan bangunan kori agung pura yang berumur ratusan tahun dibongkar total diganti dengan batu hitam, bahkan ornamen ukirannya yang baru gak jelas," kata Gunarsa.

Menurutnya, dalam merenovasi sebuah bangunan itu langkah yang baik untuk melestarikan yang sudah ada.

"Bukan berarti dengan tindakan seperti sekarang yang jor-joran dan mentang-mentang punya dana untuk memugar, semua dibongkar total," kata pria asal Desa Banda, Kabupaten Klungkung, itu.

Tetapi, ia mengemukakan, hal yang perlu dipikirkan oleh masyarakat ke masa depannya adalah bagaimana upaya melestarikan bangunan kuno itu dengan cara merehabilitasi yang dianggap rusak karena termakan usia.

"Kalau ini bisa dilakukan, itu baru namanya melestarikan kesakralan pura. Bukan dengan memugar secara total dan mengganti dengan bahan material baru berarti melestarikan," ujarnya.

Selain itu juga, kata dia, ornamen pada bangunan yang berdiri sekarang sudah jauh bergeser dari arsitektur Bali.

"Lihat saja pada bangunan modern sedikit sekali ada sentuhan arsitektur Bali. Hal ini lama kelamaan akan menenggelamkan budaya kita sendiri. Karena sudah tak ada lagi penganut yang melestarikan," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011