Yogyakarta (ANTARA News) - Status Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) saat ini aktif normal dan terpengaruh dengan terjadinya beberapa kali letusan di Gunung Slamet di Purbalingga, Jateng.

"Saat ini status Gunung Merapi aktif normal atau berapa pada level satu, yakni tingkatan terendah untuk aktivitas vulkanik gunung berapi. Meskipun Gunung Slamet terjadi beberapa kali letusan namun ini tidak mempengaruhi secara langsung aktifitas Gunung Merapi," kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Sri Sumarti, Sabtu.

Menurut dia, setiap gunung berapi memiliki sistem vulkanik sendiri-sendiri dan ini hampir tidak mempe untuk pengaruh langsung tidak ada, setiap gunung api punya sistem vulkanik sendiri, sehingga aktifitas di satu gunung berapi belum tentu mempengaruhi aktifitas gunung api lainnya.

"Dengan demikian jika Gunung Slamet meletus belum tentu gunung berapi di sekitarnya termasuk Gunung Merapi juga meletus atau meningkat aktifitasnya," katanya.

Ia mengatakan, dengan kondisi saat ini maka Gunung Merapi relatif aman untuk aktivitas seperti pendakian maupun penelitian di puncak gunung. "Pendakian ke Gunung Merapi saat ini relatif aman dan ini bisa dilakukan melalui Pos Selo di Boyolali maupun Pos Babadan di Kabupaten Magelang Jawa Tengah," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, puncak Gunung Merapi hari ini memang tercatat beberapa kali gempa vulkanik namun skalanya cukup kecil dan hanya dapat dipantau melalui alat pencatat gempa.

"Hari ini di puncak Gunung Merapi memang tercatat secara instrumental terjadi beberapa kali gempa, namun jumlahnya sangat sedikit dan tidak memepengaruhi aktifitas," katanya.

Sementara itu kondisi kubah lahar dingin sisa erupsi Gunung Merapi pada 2006 lalu saat ini masih aman dan stabil meskipun beberapa kali turun hujan deras di puncak Gunung Merapi beberapa hari terakhir sehingga mengakibatkan banjir di lereng Gunung Merapi yang mengarah ke sungai Gendol.

"Banjir tersebut hal yang biasa jika di lereng terjadi hujan deras, kejadian 38 truk yang terjebak banjir kemarin (Kamis 23/4) karena mereka berada di badan sungai dan mereka tidak segera keluar meskipun hujan mulai turun," katanya.

Ia menambahkan, saat ini di puncak Gunung Merapi masih tersisa sekitar 500 ribu meter kubik material vulkanik sisa erupsi 2006 lalu dan ini hanya berpotensi longsor jika di puncak turun hujan deras denganintensitas rata-rata 100 milimeter per jam, dan hujan terjadi selama tiga jam tanpa berhenti.

"Memang material tersebut sudah mengalami keretakan, namun ini hanya bisa longsor jika hujan deras dengan intensitas tinggi sekitar 100 milimeter per jam dengan durasi lebih dari tiga jam," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009