Beijing (ANTARA News) - Produsen dan eksportir ban mobil China aktif menanggapi langkah penyelidikan tuduhan dumping yang dilakukan Amerika Serikat, dengan meminta bantuan dari industri lokal dan Kementrian Perdagangan China.

"Para produsen ban menilai bahwa kasus itu adalah diskriminatif dan sebuah indikasi bahwa pihak Amerika Serikat mengira sejumlah produsen ban Amerika alami kerugian dengan cara mengurangi ekspor ban China. Kasus ini digunakan sebagai alat proteksi perdagangan," demikian seperti dikutip China Daily, di Beijing, Selasa.

Pada akhir April, produsen baja AS (USW), yang mewakili 15 ribu pekerja ban di negara itu dari 13 pabrik, mengirimkan sebuah petisi kepada Komisi Perdagangan Internasional AS (USITC) untuk mengurangi impor ban dari China hingga lebih separuh atau 21 juta setara dengan tahun 2005.

Mereka mengklaim bahwa produsen ban China menikmati subsidi dari pemerintah China dan akibatnya berdampak terhadap industri ban di Amerika Serikat.

Amerika Serikat selama 2008 impor ban dari China sebanyak 46 juta ban dengan nilai 1,7 miliar dolar AS, sebut USW.

USITC selanjutnya menyetujui petisi itu dan mengumumkan bahwa pihaknya akan menyelidiki kasus itu.

Peristiwa tersebut adalah yang ketujuh kali Amerika Serikat melakukan investasi yang ada kaitannya dengan subsidi terhadap China, dan merupakan volume yang terbesar.

Dalam beberapa minggu lalu, Asosiasi Industri Karet China (RIA) telah melakukan pertemuan dua kali dengan produsen ban dan mendiskusikan cara untuk menangani petisi itu.

Sejumlah produsen ban lokal telah diminta mengisi sebuah pertanyaan dan mengirimkan ke USITC.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari sejumlah pertanyaan, USITC akan membuat sebuah keputusan akhir selama enam bulan.

"Kasus itu sangat tidak masuk akal. Produsen ban Amerika Serikat tidak kompetitif, tapi yang menggelikan, mereka mencoba mencoba menyalahkan produsen dari China," kata Cai Yufeng, seorang produsen ban China.

Bukan hanya dia yang berupaya menyerang tuduhan pihak Amerika itu. Jiang Guibo, manajer umum produsen ban di provinsi Shandong, mengatakan "Kami kecewa dengan adanya kasus itu. Kami makan mencoba menyiapkan bukti yang akurat dan lengkap untuk membuktikan bahwa kita tidak ada subsidi,".

"Ban buatan China memang lebih murah tapi masih berkualitas dan itu yang menyebabkan mengapa penjualan di luar negeri tidak buruk. Sikap Amerika Serikat melakukan proteksi perdagangan," katanya.

Perusahaannya merupakan produsen ban terbesar di China dan merupakan eksportir terbesar. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009