Washington (ANTARA News/AFP) - Pasukan keamanan Afghanistan telah menemukan sebuah tempat untuk menyembunyikan senjata buatan Iran tapi masih belum jelas apakah hal itu mengindikasikan upaya baru oleh Teheran untuk membantu gerilyawan, kata Pentagon.

Senjata yang disita bulan lalu di provinsi Herat di Afghanistan Barat itu termasuk roket, peralatan yang membakar untuk bom, dan bahan peledak penembus baja yang sangat kuat yang dikenal sebagai EFP (explosively-formed penetrator), kata Departemen Pertahanan AS.

"Mereka menangkap dua orang pada waktu yang berkaitan dengan tempat penyembunyian senjata itu khususnya," tambah juru bicara Bryan Whitman kepada wartawan.

Tidak jelas kapan senjata itu dibawa ke Afghanistan dan apakah pemerintah Teheran memainkan peran dalam pengapalan senjata itu.

Itu adalah penemuan tempat penyembunyian senjata pertama dari senjata buatan Iran di Afghanistan sejak 2007, kata juru bicara tersebut.

Tempat untuk menyembunyikan senjata itu "akan menimbulkan kesulitan", mengingat bom rakitan merupakan penyebab utama korban di antara pasukan AS dan internasional lainnya, katanya.

Washington telah lama menuduh Iran mengirim senjata kepada gerilyawan di Afghanistan tapi dalam skala yang relatif kecil.

Ditanya apakah pemerintah AS telah mengubah pendapatnya mengenai aktivitas Iran di Afghanistan, Whitman mengatakan: "Saya kira pendapat itu masih sama bahwa negara itu terus memainkan peran membuat tidak stabil kawasan tersebut".

Pada Juni, Menhan AS Robert Gates menuding Iran telah memainkan "dua tujuan" di Afghanistan, dengan menyatakan ingin menjalin hubungan baik dengan Kabul sementara mengganggu upaya pimpinan-NATO untuk memberikan keamanan.

"Mereka adalah mitra dagang penting bagi Afghanistan, mereka menyatakan punya hubungan hangat dengan pemerintah Afghanistan," kata Gates.

"Pada waktu yang sama, mereka mengirim senjata dan kemampuan yang relatif sedang untuk menyerang ISAF (Pasukan Bantuan Keamanan Intenasional) dan pasukan koalisi."

Iran yang Syiah memiliki hubungan bermusuhan dengan rezim Taliban yang Muslim Sunni ketika kelompok itu memegang kekuasaan di Kabul antara 1996 dan 2001.

Meskipun ada beberapa dasawarsa kebencian, Iran dan AS bekerjasama di Afghanistan setelah serangan 11 September 2001 dan dalam serangan pimpinan AS berikutnya.

Bagaimanapun kolaborasi mereka berumur pendek, berakhir pada 2003 setelah bekas Presiden George W. Bush mencap Iran sebagai bagian dari "poros kejahatan".(*) 

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009