Kupang (ANTARA) - Direktur Teknik PT Merpati Nusantara Airlines Hotlan Siagian mengatakan, kondisi pesawat Merpati Fokker-100 yang mendarat darurat di Bandara El Tari Kupang Rabu malam lalu, laik terbang setelah dirawat rutin, baik untuk 1.000 maupun 4.000 jam.

Pesawat telah memperoleh sertifikasi laik terbang sampai Maret 2010, katanya kepada pers di Kupang, Jumat, saat mendampingi tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Pesawat itu telah melalui perawatan rutin 4.000 jam atau setiap dua tahun dan perawatan 1.000 jam atau setiap 10 bulan yang dibuktikan dengan sertifikasi.

Perawatan rutin setiap 4.000 jam terbang, dilakukan Juli lalu, sedangkanperawatan rutin tiap 1.000 jam terbang baru dilakukan Oktober 2009.

Semua perawatan rutin itu, dibuktikan dengan sertifikasi, sehingga pihaknya yakin pesawat dalam kondisi baik, katanya.

Sebelum terbang dari Makassar Rabu malam (2/12) pesawat telah diperiksa teknisi dan tidak ada indikasi gangguan pada sistemnya, termasuk sistem hidrolik roda.

Pendaratan darurat dilakukan di Bandara El Tari Kupang, karena roda kiri belakang tidak keluar.

Hotlan membela keputusan pilot karen sudah sesuai dengan mekanisme yang berlaku dalam penerbangan, bahkan dia melukiskan pendaratan darurat itu sebagai luar biasa, karena meskipun tanpa roda kiri belakang, tidak ada percikan bunga api ketika pesawat menyentuh landasan pacu.

Dia menyebut, sayap sebelah kiri menyentuh rerumput di samping landasan pacu dan kemudian terperosok ke tanah lembab berlumpur mengakibatkan, ujung sayap kiri dan roda kanan harus membutuhkan pemeriksaan khusus.

Untuk mengetahui, apakah pesawat masih bisa diperbaiki dan beroperasi kembali, PT MNA harus melakukan konsultasi dengan pabrik Fokker di Belanda, termasuk mendatangkan ahli Fokker.

Atas keberhasilan melakukan pendaratan darurat tanpa ada satu pun dari 88 penumpang terluka, pilot dan co-polit dan empat pramugari akan memperoleh penghargaan dari perusahaan. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009