Medan (ANTARA News) - Harga elpiji 12 kg masih bertahan mahal di Medan atau sebesar Rp105.000 per tabung akibat masih langkanya elpiji, meski Pertamina mengaku sudah terus menambah pasokan hingga dua kali lipat.

"Harga masih mahal Rp105.000 per tabung dari harga normal Rp75.000-Rp80.000 per tabung dengan alasan pasokan dari distributor terbatas. Daripada tidak dapat ya dibeli saja meski kesal," kata Dini, warga kawasan Marindal Medan, Minggu.

Kesulitan mendapatkan gas tabung elpiji, kata dia, sudah terjadi dalam dua pekan terakhir ini dengan alasan yang sama, yakni pasokan dari distributor terbatas karena penyaluran dari Pertamina juga ketat.

"Kirain akhir pekan ini sudah normal, nyatanya belum juga," katanya.

Asistant Customer Relation - External Relation Pertamina Pemasaran BBM Retail Region I, Rustam Aii, menyebutkan, BUMN itu sudah terus menambah pasokan gas elpji 12 kg setelah satu pekan terakhir terjadi kekurangan.

Dia mengakui, kekurangan pasokan 12 kg itu akibat permintaan yang tinggi dari pengguna elpiji 3 kg dan Pertamina memprioritaskan pasokan untuk elpiji 3 kg tersebut.

Lonjakan yang tinggi atas elpiji 3 kg itu diakui terjadi sejak berjalannya program konversi minyak tanah ke elpiji dan penarikan minyak tanah bersubsidi di daerah-daerah yang konversinya sudah 100 persen.

"Pertamina sedang berupaya memaksimalkan suplai elpiji baik untuk 3 kg, 12 dan 50 kg," katanya.

Pasokan masih terus didatangkan dengan jumlah lebih banyak. Pada Sabtu (9/1), misalnya, Tanker Gas Sumatera membawa 1.300 MT dari Instalasi Tanjung Uban Kepulauan Riau.

Dia menjelaskan, kebuthan normal elpiji di Sumut sebesar 290 MT dengan rincin per hari elpiji 12 kg dan 50 kg sebanyak 150 MT dan elpiji 3 kg sebanyak 100 MT dan bulk 40 MT.

"Tetapi untuk keamanan, sejak Senin lalu pasokan elpiji sudah dinaikkan Pertamina menjadi 400 MT per hari dan bahkan tanggal 6 Januari suplai mencapai 500 MT," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010