Jakarta (ANTARA) - Mantan petenis putri nomor satu dunia Victoria Azarenka mengibaratkan akomodasi US Open dengan "penjara emas" di mana dia dibebaskan tenang bersama keluarga selama antar pertandingan di Flushing Meadows.

Ketika pemain-pemain lain dikurung di hotel-hotel yang sudah ditentukan di New York, petenis Belarus itu tinggal di sebuah rumah bersama putranya yang berusia tiga tahun dan ibundanya selama perburuan gelar Grand Slam ketiganya.

"Saya masih berada di gelembung itu, tetapi saya akan menyebutnya penjara emas karena saya tinggal di tempat yang sungguh indah, tapi Anda tak bisa pergi ke mana-mana di luar itu," kata Azarenka kepada wartawan setelah maju ke babak kedua usai menaklukkan petenis Austria Barbara Haas.

"Untuk kedamaian pikiran saya, adalah lebih mudah untuk cuma bersama keluarga saya. Saya ditemani anak saya dan ibu saya. Itu agak sedikit memudahkan secara mental," sambung dia seperti dikutip Reuters, Rabu.

"Saya berusaha sewaspada mungkin demi saya dan keluarga saya, demi tim saya. Tetapi jika saya berada di sini dan bilang ini menakjubkan, sama sekali tidak. Ini menyebalkan. Tapi yang sudahlah."

Baca juga: Azarenka juarai Western & Southern tanpa bertanding
Baca juga: Alexandrova membuat berantakan comeback Kim Clijster


Sekalipun tidak pernah menjuarai turnamen ini, Azarenka memiliki catatan yang impresif di Flushing Meadows sejak tampil pertama kali sewaktu masih gadis pada 2005.

Dia dua kali berturut-turut maju ke final tunggal putri pada 2012 dan 2013, dan masing-masing kalah melawan Serena Williams. Dia berpasangan dengan petenis Australia Ash Barty untuk mencapai final ganda putri tahun lalu.

Dia memasuki turnamen itu tahun ini sebagai petenis yang sangat siap setelah menjuarai tunggal putri turnamen pemanasan Western and Southern Open pekan lalu, meskipun menang WO atas Naomi Osaka yang mundur karena cedera hamstring.

Azarenka yang berikutnya menghadapi petenis Aryna Sabalenka, menyatakan dia merindukan energi penonton di Flushing Meadows dan menganggap kayar LED yang menujukkan "penonton virtual fans" di Stadion Arthur Ashe sebagai "sungguh aneh".

"Pada momen-momen besar, penonton berteriak, menjadi bagian dari dunia kita, itu yang sejujurnya saya praktikkan selama saya bermain di depan penonton, di depan penggemar," tutup dia.

Baca juga: Serena Williams menangi babak pertama US Open
Baca juga: Osaka jadikan US Open sebagai platform aktivisme

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020