Jakarta (ANTARA News) - Perempuan Peduli Kanker Serviks (PPKS) mengadakan program peduli berupa penyediaan pap smear gratis bagi 2.000 perempuan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

"Melalui program ini, kami mendorong para perempuan untuk peduli dan segera melakukan deteksi dini," kata Koordinator PPKS, dr Hendria Kessek di Jakarta, Sabtu.

Ia menjelaskan, setiap perempuan yang sudah menikah/pernah berhubungan seksual sebaiknya melakukan pap smear secara rutin tiap tahun, sehingga kanker serviks (leher rahaim) dapat dideteksi lebih dini dan cepat ditangani.

"Tingginya kejadian kanker serviks di Indonesia disebabkan penyakit ini tidak menimbulkan gejala sehingga mayoritas penderita datang berobat ketika penyakitnya sudah stadium lanjut," katanya.

Penyediaan layanan pap smear gratis tersebut dilakukan di tiga kantor Yayasan Kanker Indonesia (YKI), yaitu YKI Pusat-Menteng, YKI Lebak Bulus dan YKI DKI-Sunter selama 7 hari dari 26-29 Januari dan 1-3 Februari 2010.

Dalam program ini, selain penyediaan pap smear gratis, para peserta yang datang juga diberi penyuluhan singkat mengenai kanker serviks oleh para anggota PPKS yang sudah dilatih, sehingga kami berharap mereka lebih memahami tujuan pap smear dan kaitannya dengan kanker serviks.

Ia menjelaskan, kanker serviks merupakan kanker tersering yang dialami perempuan Indonesia, setiap satu jam seorang perempuan di Indonesia meninggal karena kanker serviks.

Setiap perempuan memiliki risiko terkena kanker serviks, tanpa melihat kondisi sosial, ekonomi dan gaya hidup.

Penyebab kanker serviks adalah virus Human papillomavirus (HPV) penyebab kanker (onkogenik).

Sementara itu, hasil survei awareness yang dilakukan terhadap 138.843 perempuan di berbagai wilayah di Indonesia yaitu Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Yogyakarta mengungkapkan bahwa sebanyak 93,92% responden telah mengetahui penyakit kanker serviks.

"Namun, pemahaman mengenai kanker serviks ternyata tidak mendorong para perempuan untuk melakukan salah satu pencegahan dengan screening/deteksi dini, karena dari total responden tersebut, hanya 7,78% yang sudah melakukan pap smear secara reguler," katanya.(*)

***5***

T.W004





(T.W004/B/J006/B/J006) 30-01-2010 19:00:07

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010