Surabaya (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) mengamankan kapal pengangkut batu bara di perairan Selat Sulawesi.

Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Letkol Laut Toni Saiful di Surabaya, Senin mengatakan kapal jenis "tug boat itu kini diamankan di Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tarakan, Kalimantan Timur.

Ia menjelaskan penangkapan kapal Trans Power 202/TK Gold Trans 311 tersebut berawal dari operasi keamanan laut yang dilakukan Kapal perang Republik Indonesia (KRI) Wiratno-879.

Saat berada di perairan Selat Sulawesi, kapal dari jajaran Koarmatim yang dikomandani Mayor Laut (P) Bambang Dharmono mencurigai keberadaan tug boat tersebut.

KRI Wiratno-879 kemudian menghentikan laju tug boat yang mengangkut 8.000 ton batu bara dari Nunukan menuju Tarakan.

Saat ditangkap, nakhoda kapal Sidiq Husodo dan 10 anak buah kapal (ABK) yang semuanya warga negara Indoneia tidak bisa menunjukkan dokumen pelayaran, dan tidak memasang tanda selar.

"Setiap kapal yang sedang berlayar harus mematuhi semua ketentuan yang berlaku, termasuk memasang tanda selar," kata Toni.

Untuk penyidikan dan proses hukum lebih lanjut, kapal beserta ABK dan barang bukti lainnya dikawal menuju Lanal Tarakan.

Sementara itu, guna menambah kemampuan tempur, sejumlah prajurit Batalion Roket-1 Marinir melaksanakan uji coba roket multilaras RM 70 Grad ke dalam Landing Craft Utility (LCU) milik KRI Surabaya-591 di Makorarmatim, Dermaga Ujung, Surabaya.

Uji coba diawali dengan mengukur ketinggian pada saat masuk maupun keluar pintu samping KRI Surabaya.

Setelah berada di dalam KRI, dilanjutkan dengan mengukur ketinggian dan lebar LCU yang akan digunakan untuk memuat roket RM 70 Grad serta mengetahui ukuran ketinggian kendaraan saat berada di LCU.

Setelah itu, LCU keluar dari KRI Surabaya melalui pintu rampa dan melakukan manuver di laut. (M038/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010