Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Tongkang pengangkut bijih besi milik PT Kota Besi Iron Mining (PT KIM), menabrak tiang utama jembatan Bejarum Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah, yang mengakibatkan empat tiang pengaman (fender) jembatan roboh.

Camat Kota Besi Kotim, Syahrial, di Sampit, Rabu, mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada Senin dini hari (1/3) sekitar pukul 01.00 WIB.

"Empat tiang pengaman pondasi tiang utama roboh setelah ditabrak oleh tongkang Tekat Libra III yang saat itu ditarik oleh tug boat Virgo Sejati II milik PT KIM,," katanya.

Dikatakannya, tertabraknya tiang pengaman pondasi jembatan Bejarum tersebut merupakan yang kedua kalinya, sebelumnya juga pernah ditabrak oleh sebuah tongkang pada 2008 silam yang juga mengangkut bijih besi.

Menurut Syahrial, penyebab pasti peristiwa ini masih belum bisa disimpulkan lantaran nahkoda kapal pasca-kejadian langsung sakit sehingga tidak dapat dimintai keterangan.

Pada saat kejadian, katanya, cuaca di perairan Mentaya sedang diselimuti hujan lebat dengan angin berkecepatan tinggi. Sehingga muncul dugaan faktor utama penyebab kecelakaan ini akibat kondisi cuaca, namun versi lainnya menyebutkan diduga akibat kelalaian nahkoda.

"Berdasarkan laporan warga, pada malam itu terdengar suara tabrakan keras seperti hantaman truk di kecelakaan di darat. Dentuman keras sempat mengejutkan sejumlah warga sekitar yang tinggal di sekitar jembatan, karena kejadiannya tengah malam sehingga banyak warga yang tidak tahu," katanya.

Kejadian ini telah dilaporkan kepada semua pihak terkait, termasuk Administratur Pelabuhan (Adpel) Sampit, dinas Pekerjaan Umum (PU) Kotim, serta PU Provinsi. Pihak kecamatan bersama dengan Polsek Kota Besi hanya akan membuat berita acara sementara saja.

Ia mengatakan, tongkang Tekat Libra III ditarik tug boat Virgo Sejati II yang melintas di sungai Mentaya tanpa dikawal pandu, muatan tongkang melebih kapasitas (oper draff) dan yang lebih parah lagi adalah kondisi tongkang dan tug boat penarik usianya sudah tua dan tidak layak pakai.

"Seharusnya setiap tongkang yang melintas di Sungai Mentaya wajib menggunakan jasa pandu dan muatan tongkang juga tidak boleh melebihi kapasitas," kata Syahrial.

Bupati Kotim Wahyudi K Anwar menegaskan pihak perusahaan bijih besi harus bertanggung jawab. Sebab yang dihantam adalah infrastruktur vital trans Kalteng, jembatan Bejarum sebagai penghubung utama jalan darat dari Palangka Raya menuju Sampit. Ribuan kendaraan bermotor setiap harinya melintas di atas jembatan itu.
(ANT/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010