Bandung (ANTARA News) - Pemerintah dipastikan akan mengambil alih pembangunan proyek Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Cisumdawu) sepajang 50-an kilometer karena minimnya minat investor menanamkan modalnya pada proyek tol Jabar bagian timur itu.

"Minat investor sangat minim ke Cisumdawu sehingga pemerintah berinisiatif untuk membangunnya, setelah beres baru ditawarkan ke investor untuk pengelolaanya," kata Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak di sela-sela Kolokium Puslitbang Sumber Daya Air di Bandung, Rabu.

Ia menyebutkan, pembiayaan akan dilakukan dari APBN dan pinjaman dari luar negeri. Sedangkan pembebasan lahannya ditangani pemerintah provinsi Jawa Barat.

Sedangkan beberapa pihak asing menyatakan kesiapannya untuk memberikan pinjaman untuk pembiyaan pembangunan jalan tol yang kemudian akan mengakses ke Bandara Internasional Jawa Barat yang akan dibangun di Kertajati Kabupaten Majalengka.

Hermanto Dardak mengakui, adanya kekuatitan investor terhadap kemungkinan sepinya pengguna jalan tol itu. Namun ia optimistis jalur itu bisa hidup bila disinergiskan dengan Bandara Kertajati dan kemudian disinergiskan dengan Tol Trans Jawa.

"Bila penyelesaian lahan sudah tuntas minimal 51 persen saja, pemerintah akan memulai pembangunannya," katanya.

Sementara itu biaya pembuatan jalan tol sekitar Rp50 miliar per kilometernya. Meski demikian, kata Dardak belum diketahui berapa biaya yang diperlukan seluruhnya untuk membangun tol itu karena masih dihitung oleh tim dari Kementrian Pekerjaan Umum.

"Tol Cisumdawu ditargetkan tuntas dalam lima tahun ke depan , kemudian akan disinergiskan dengan Tol Intra Urban Bandung," kata Wakil Menteri PU itu.

Sedangkan terkait proses pembebasan lahan untuk proyek tol Trans Jawa, saat ini sudah dilakukan namun terkendala di sejumlah wilayah.

Ia berharap UU tentang pengadaan tanah untuk kepentingan publik segera terbit pada 2010 ini, sehingga proses pembangunan infrastruktur tidak banyak terganjal terkait pembebasan lahan.

Program pembangunan Jalan Tol Trans Jawa sendiri, lanjut Hermanto Dardak ditargetkan tuntas pada 2014.

(ANT/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010