Kupang (ANTARA News) - Ribuan pendukung lima pasangan calon kepala daerah Kabupaten Flores Timur, NTT, Rabu, kembali turun ke jalan di Larantuka, untuk menolak intervensi Komisi Pemilihan Umum Pusat dan KPU Provinsi dalam pilkada kabupaten itu.

"Biarkan KPU Flores Timur melanjutkan tahapan pilkada," kata koordinator lapangan unjuk rasa itu, Markus Suban Pulo, melalui melalui telefon.

Massa mempertanyakan alasan KPU Pusat dan KPU NTT mati-matian menyalahkan hirarkinya sendiri walaupun KPU Flotim sudah menjalankan aturan secara baik dan benar.

"Kalau aturan yang dibuat KPU Pusat tidak dijalankan penyelenggara di tingkat bawahnya, itu baru salah," katanya.

Pada hari yang sama, tim KPU Pusat dan KPU Provinsi NTT akan ke Larantuka untuk menjelaskan keputusan KPU Pusat yang membatalkan keputusan KPU Flores Timur dalam penetapan pasangan yang mengikuti pemilihan bupati periode 2010-2015.

KPU Flores Timur dalam keputusannya pada 15 April menggugurkan pasangan calon yang sedang berkuasa Simon Hayon-Fransiskus Diaz Alffi (Mondial) karena tidak memenuhi syarat administrasi.

Pasangan yang diusung Koalisi Gewayang Tanah Lamaholot yang terdiri atas Partai Golkar, Gerindra, dan PKPB itu kemudian melancarkan protes ke KPU Pusat dan KPU Pusat mengeluarkan surat yang meminta KPU Flores Timur untuk mengakomodir pasangan Mondial.

Sikap KPU Pusat itulah yang kemudian ditolak massa.

Menurut Markus Suban Pulo, KPU Flotim sudah menjalankan aturan dengan benar malah dibilang salah dan diancam akan dipecat.

Dia mengatakan, massa tetap menghadang anggota KPU NTT dan KPU Pusat agar mereka tidak masuk ke Larantuka, yang diyakini akan mengintervensi kerja KPU Flotim.

Sementara itu, Juru Bicara KPU Provinsi NTT Djidon de Haan mengatakan Tim Komisi Pemilihan Umum yang terdiri dari KPU Pusat, KPU NTT belum diizinkan masuk Larantuka karena tidak kondusifnya situasi keamanan di ibu kota Kabupaten Flores Timur itu.

"Kami bersama tim dari KPU Pusat dan Flores Timur sudah tiba di Maumere, Selasa (11/5), namun belum diizinkan masuk Kota Larantuka karena situasi keamanan di wilayah itu tidak kondusifnya," kata Djidon de Haan ketika dikonfirmasi melalui telepon genggamnya dari Kupang.

Di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, ribuan pendukung lima pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur periode 2010-2015, sejak Selasa (11/5), berunjuk rasa serta melakukan penyisiran terhadap setiap kendaraan yang masuk ke Larantuka di sekitar San Dominggo yang tak jauh dari Istana Keuskupan Larantuka.

Penyisiran dilakukan mereka setelah mendengar informasi bahwa tim KPU Pusat dan KPU Provinsi NTT akan ke Larantuka.
(B017/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010