Malang (ANTARA News) - Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri cabang Surabaya yang datang ke lokasi ledakan PT (Persero) Pindad di Desa Sedayu, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis, belum bisa menyimpulkan penyebab pasti ledakan yang terjadi pada Rabu (2/6) kemarin.

Kapolres Malang, AKBP Andi Hartoyo, mengatakan, hasil dari tim labfor diperkirakan bisa diketahui paling cepat sekitar satu minggu lagi.

"Tim labfor yang melakukan oleh TKP hari ini sudah mengambil beberapa komponen untuk diamankan dan diteliti lebih lanjut, namun hasilnya baru bisa diketahui setidaknya satu minggu lagi," katanya.

Tim labfor yang terdiri dari lima orang itu tiba di tempat kejadian perkara (TKP) pukul 10.00 WIB. Tim tersebut dipimpin oleh wakil kepala labfor Mabes Polri Cabang Surabaya, AKBP Kusnadi.

Selain melakukan olah TKP, beberapa komponen sisa ledakan yang ada di dalam gudang juga diamankan. Selain itu, sebuah mesin alat pengepresan fasilitas produksi detonator juga diamankan.

"Kami masih menduga, bahwa alat pengepresan ini turut andil dalam peristiwa ledakan tersebut. Tapi untuk kesimpulan akhir, polisi tetap menunggu hasil tim labfor," katanya.

Selain itu, polisi juga telah memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan. "Sedikitnya ada dua orang yang sudah dipanggil untuk dimintai keterangan," katanya.

Sementara, Direktur Utama PT Pindad Persero, Andik Alfianto mengatakan, pihaknya juga akan menurunkan tim sendiri.

Tim ini adalah tim dari PT Pindad yang akan bekerja setelah polisi melakukan olah TKP dan melepas garis polisi.

Dalam peristiwa kejadian ini, tiga orang meninggal. Mereka adalah Tri Nurhuda (27), Mukhlis Usman (22) dan Sandi Wardhana (22). Satu orang mengalami luka-luka serius atas nama David dan saat ini masih dirawat intensif di RS Panti Nirmala Kota Malang.

Selain korban meninggal dan luka berat, lima orang yang mengalami luka ringan dan dirawat di Poli Kesehatan PT Pindad sudah diberpolehkan pulang.

Kelima korban luka ringan gangguan pendengaran itu adalah Samsul Arifin (29), warga Gondanglegi, dan empat warga Kecamatan Turen, yakni Didik Mahmudi (26), Sri Indiarto (29), Achmad Syaiful Rizal (27), dan Retno Risma Wardani (25).
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010