Kabul (ANTARA News) - Sepuluh tentara NATO termasuk sedikitnya satu tentara Amerika tewas dalam serangkaian serangan di Afghanistan, Senin, salah satu korban terbesar yang diderita oleh aliansi itu dalam sehari.

Dari semua korban itu, yang telah dipastikan oleh jurubicara aliansi tersebut, lima tentara tewas akibat bom rakitan (IED) di Afghanistan timur, satu sebagai akibat tembakan senjata juga di timur dan satu lainnya karena IED di selatan.

Sebelumnya pada hari itu, aliansi tersebut mengumumkan kematian dua tentara lain dalam serangan bom dan tewasnya seorang tentara Amerika dalam baku-tembak.

Secara terpisah, dua kontraktor asing, satu dari mereka warga Amerika, tewas Senin dalam serangan bunuh diri di sebuah pusat pelatihan polisi Afghanistan di kota Kandahar di Afghanistan selatan, menurut kedutaan besar AS.

Tiga gerilyawan bersenjatakan dengan bom dan senapan juga tewas dalam serangan bunuh diri di pusat pelatihan polisi itu.

Tentara NATO, AS dan Afghanistan masih mempersiapkan serangan terbesar mereka terhadap gerilyawan di provinsi Kandahar, dengan jumlah tentara asing di negara itu direncanakan pada puncaknya sebanyak 150.000 pada Agustus.

Menurut hitungan AFP, berdasarkan pada jumlah yang dipertahankan oleh situs Internet independen icasualties.org, 245 tentara asing telah tewas di Afghanistan sejauh ini tahun ini. Tahun lalu masih tahun paling mematikan, dengan 520 tentara tewas.

Korban Senin adalah pengecualian: dalam catatan kematian tentara asing yakni 11 dari mereka tentara Prancis dalam sehari pada Agustus 2008 bertahan.

Kematian-kematian Senin itu menyusul tewasnya lima tentara NATO, empat dari mereka orang Amerika, dalam dua serangan terpisah dan kecelakaan kendaraan.

Dalam serangan di pusat pelatihan polisi, salah seorang gerilyawan meledakkan sebuah mobil yang dipenuhi-bom di tempat fasilitas pelatihan itu, dengan harapan untuk membuka rute bagi teman-temannya, kata kementerian dalam negeri di ibukota Kabul.

Dua lainnya ditembak mati oleh penjaga polisi, kata jurubicara kementerian Zemaray Bashary, yang menambahkan bahwa pembom gagal untuk menembus fasilitas yang ditembok itu.

Tidak ada pernyataan bertanggungjawab atas pemboman itu, tapi Taliban Afghanistan adalah gerilya penting dalam hampir sembilan tahun untuk menjatuhkan pemerintah dukungan Barat dan mengusir tentara asing.

Presiden Barack Obama mengharapkan strategi anti-gerilya itu memusatkan perhatian pada selatan yang dapat memungkinkan tentara AS untuk mulai penarikan tahun depan.

Di tempat lainnya, di provinsi Ghazni di selatan, polisi mengatakan lima penjaga keamanan Afghanistan tewas dalam dua serangan terpisah ketika mereka mengawal konvoi logistik NATO.

Menurut kepala polisi Ghazni, Khial Baz Shairzai, ada dua serangan bom di tepi jalan terhadap konvoi itu di distrik Andar dan Ab Band.

Gerilya Taliban telah memperoleh kekuatan dalam beberapa tahun belakangan ketika gerilyawan meluaskan pengaruh mereka melewati kubu pertahanan tradisional mereka di bagian selatan negara itu.(S008/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010