Mataram (ANTARA News) - Membludaknya pendaftar dan layanan yang kurang memuaskan menyebabkan penerimaan siswa baru di sebuah SMP Negeri di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, diwarnai ricuh.

Ribuan orang tua murid yang mendaftarkan putra-putrinya, Kamis, di SMP Negeri 1 Mataram tampak berdesak-desakan saat pengambilan maupun pengembalian formulir pendaftaran.

Padatnya para pendaftar menyebabkan terjadinya saling dorong diantara pendaftar dan beberapa diantaranya jatuh dan terinjak.

Beberapa orang tua yang merasa tidak puas dengan pelayanan sekolah bahkan langsung masuk ke dalam ruang kepala sekolah untuk mengambil sendiri formulir sehingga suasana semakin ricuh.

Para orang tua murid menyalahkan pihak sekolah yang tidak memberikan pelayanan dengan baik kepada masyarakat.

Salah seorang orang tua murid, Asmini, mengaku kecewa dengan pelayanan yang SMP Negeri 1 Mataram. Dalam hal penyediaan loket pendaftaran misalnya, hanya disedikan lima titik dengan masing-masing satu orang operator, sedangkan jumlah pendaftar membludak mencapai ribuan orang.

Menurut dia, pihak sekolah seharusnya memberikan nomor antrian bagi orang tua murid. Selanjutnya dipanggil sesuai dengan nomor antriannya masing-masing melalui pengeras suara, sehingga suasana bisa kondusif.

"Coba pakai nomor antrian. Dong kita ndak saling dorong dan saling mendahului kayak gini," ujarnya.

Hal senada juga dikemukakan Agus Hendrayadi, yang menilai pihak sekolah harusnya menyediakan loket khusus untuk pengambilan maupun pengembalian formulir sehingga pendaftaran lebih teratur.

Ia juga menilai pihak sekolah tidak melakukan antisipasi dengan baik terhadap kemungkinan terjadinya kericuhan selama penerimaan siswa baru berlangsung dengan melibatkan aparat kepolisian maupun satpam sekolah.

"Ini satpam yang ada justru hanya melakukan pengamanan kendaraan diluar sekolah. Padahal sudah ada polisi lalu lintas yang mengatur kendaraan," katanya.

Suasana nampak lebih kondusif setelah, Kepala SMP Negeri 1 Mataram, Lalu Marwan, turun tangan menenangkan ribuan pendaftar yang saling dorong dengan pihak panitia penerimaan siswa baru.

Ia mengarahkan para orang tua untuk antri di lapangan dan berbaris layaknya para siswa yang tengah melakukan apel pagi, sambil membagikan formulir satu persatu.

Menurut Marwan, kericuhan yang terjadi itu disebabkan karena kurang teraturnya para orang tua dalam melakukan antrian tidak sesuai dengan nomor antrian yang sudah tertera dalam formulir pendaftaran.

"Apabila nomor antrian itu dipatuhi dengan tertib, maka seluruh pendaftar akan dilayani dengan baik," ujarnya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga tidak menyangka akan membludaknya jumlah pendaftar pada hari pertama penerimaan siswa baru.

Ia menyebutkan, sebanyak seribu formulir sudah habis dibagi kepada pendaftar hingga pukul 10.00 WITA, padahal kuota yang ada di SMP Negeri 1 Mataram tahun ini hanya 384 orang.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010