Sukabumi (ANTARA News) - Sebanyak 24 bangunan sekolah dasar di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, rusak berat akibat belum adanya program rehabilitasi sekolah.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Pendidikan Kecamatan Cibadak, Rabu, dari 24 gedung SD yang rusak statusnya merupakan sekolah induk dan inpres yang tersebar di 10 desa.

Bahkan ada dua sekolah yakni SDN Selagombong di Desa Neglasari, hanya memiliki 3 ruang kelas saja. Padahal, jumlah murid dari kelas I sampai kelas VI berjumlah 177 orang.

Akibatnya, pihak sekolah harus menggunakan sistem sift dalam hal pembelajarannya, karena minimnya ruang belajar untuk para murid yang masuk sekolah tersebut.

"Untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar (KBM) pihak sekolah harus menerapkan sistem sift," kata Kepala UPTD Disdik Kecamatan Cibadak Taufik Hidayat.

Ia menambahkan, karena keterbatasan ruangan, pihak sekolah harus menyekat ruang kelas tersebut agar seluruh muridnya bisa belajar.

"Kondisi ini sudah tidak layak untuk KBM, karena setiap kelasnya diisi oleh 25 murid dan duduknya pun harus berdesak-desakan," tambahnya.

Bahkan karena kondisi yang seperti itu pihak sekolah terpaksa menggelar kegiatan belajar mengajar di kebun yang berada di lingkungan sekolah. Ini dilakukan apabila musim kemarau tiba, tetapi apabila musim hujan kegiatan seperti ini tidak bisa dilaksanakan.

"Ini terjadi di SDN 9 Cibadak, para murid yang belajar harus berdesakan bahkan harus belajar di luar ruang kelas seperti di kebun," ungkap Taufik.

Di SDN 9 Cibadak ini, dihuni sedikitnya 500 murid, dilihat dari kondisi sekolah yang rusak berat.

Pihaknya khawatir terjadi sesuatu apalagi saat ini masih masuk musim penghujan yang bisa saja bangunan sekolah tersebut runtuh dan menimpa murid serta gurunya yang sedang melakukan KBM.

"Jika hujan hampir seluruh ruang kelas di sekolah ini bocor dan sangat mengganggu," ujarnya.

Sementara itu, petugas pendataan UPTD Disdik Kecamatan Cibadak, Irwan Juarsa menjelaskan, di daerahnya tersebut terdapat 54 SD, namun 24 di antaranya rusak berat.

Selain itu, masih ada beberapa bangunan sekolah yang rusak ringan tetapi masih bisa dikatakan lebih baik dibandingkan ke 24 SD yang rusak berat tersebut.

"Kami sudah sering mengajukan dana ke pihak Disdik Kabupaten Sukabumi untuk mendapatkan bantuan rehabilitasi sekolah namun, pihak dinas tidak bisa memberikan bantuan secara total karena minimnya dana rehabilitasi sekolah," jelas Irwan.

Ia menandaskan, kondisi seperti ini disebabkan minimnya rehabilitasi dan faktor usia banguna sekolah tersebut. Dari pantauan pihaknya, hampir keseluruhan bangunan SD di daerahnya dibangun sejak tahun 1980an sehingga kondisinya sudah banyak yang rapuh.

"Seperti di SDN Selagombong, sudah hampir 15 tahun sekolah itu belum direhabilitasi," tandasnya.

(PSO-052/A041/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010