Kupang (ANTARA News) - Warga eks pengungsi Timor Timur di Nusa Tenggara Timur, Rabu, memperingati 34 tahun integrasi Timor Timur ke dalam NKRI dalam sebuah misa syukur yang dipimpin Romo Primus di Gereja Katolik Maria Assumpta Kota Baru Kupang.

"Misa syukur ini semata-mata untuk menyatukan seluruh warga eks Timor Timur di Indonesia yang selama sepuluh tahun terakhir ini tercerai berai dan berjuang sendiri-sendiri pasca jajak pendapat 1999 di bekas provinsi ke-27 Indonesia itu," kata Armindo Soares Mariano, tokoh sekaligus penggagas peringatan hari integrasi itu kepada ANTARA.

Mantan Ketua DPRD Timtim semasa integrasi mengemukakan hal itu ketika ditanya soal pentingnya merayakan hari intergrasi di mana Timtim sudah menjadi sebuah negara dengan sebutan Timor Leste.

Armondo yang kini menjadi anggota DPRD NTT dari Partai Gerindra itu menambahkan, selain sebagai wadah untuk mempersatukan seluruh warga eks Timtim di perantauan, juga untuk mengenang kembali perjuangan para tokoh integrasi yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk mempertahankan Merah Putih di bumi Timor Lorosae.

"Sekarang kami hidup di tengah saudara-saudara kami yang lain di Tanah Air Indonesia, tetapi kami merayakan hari integrasi itu sebagai wujud nyata kami sebagai orang Indonesia yang lahir dan besar di Timor Lorosae," ujarnya.

"Kewarganegaraan yang kami peroleh sebagai orang Indonesia, setelah mengalami suatu penindasan yang berkepanjangan pada masa koloni Portugis dengan darah dan air mata serta dengan jiwa dan raga," katanya mengenang kekejaman Portugis pada masa itu.

Ia menegaskan bahwa misa syukur untuk mengenang penyatuan Timtim ke pangkuan Ibu Pertiwi, tidak memiliki tendensi politik apapun untuk sebuah tujuan politik pula.

"Sudah lama kami mencari kesempatan dan hari lahir integrasi adalah momentum tepat untuk kami berkumpul, menyatukan pikiran dan langkah untuk memperbaiki masa depan kami di tanah rantau," katanya.

Dia mengakui, nasib sebagian besar warga eks Timtim di Indonesia, khususnya di NTT saat ini masih sangat memprihatinkan.

"Fakta ini pula yang mendorong kami untuk menyatukan semua elemen masyarakat Timtim karena tanpa ada rasa persatuan dan kesatuan, seluruh perjuangan untuk memperbaiki masa depan akan sia-sia," katanya.

"Kami semua harus bersatu dulu untuk menyampaikan kepada pemerintah apa kesulitan yang dihadapi supaya dicarikan jalan keluar, karena selama ini masing-masing jalan sendiri-sendiri, akhirnya pemerintah sendiri bigung mencari alternatif untuk memberi solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapi warga eks Timtim," katanya.

Setelah menggelar misa syukur, para warga eks Timor Timur berarak menuju Taman Makam Pahlawan Dharma Loka Kupang untuk menabur bunga, sebagai bentuk penghormatan terhadap para pejuang integrasi yang telah merelahkan nyawanya demi tegaknya Merah Putih di bumi Timor Lorosae.(*)

(T.B017/L003/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010