Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengatakan Kementan untuk memastikan pasokan aman secara merata di seluruh wilayah Indonesia, pihaknya memfasilitasi biaya distribusi komoditas pangan dari daerah surplus ke daerah defisit.

Agung dalam keterangan tertulis yang dikutip di Jakarta, Senin, pemantauan kondisi ketersediaan pangan di tingkat nasional maupun daerah juga secara rutin dilakukan untuk menjamin keamanan stok pangan.

Kementan memastikan agar pasokan komoditas pangan merata ke seluruh wilayah sehingga tidak ada kekurangan pasokan yang menyebabkan kenaikan harga yang signifikan. Termasuk di dalamnya komoditas jagung sebagai bahan baku pakan unggas.

Baca juga: Kemenhub dukung kelancaran distribusi logistik lumbung pangan

Kenaikan harga jagung akhir-akhir ini sangat membebani peternak terutama peternak unggas skala kecil. Jagung memiliki kontribusi sekitar 40-45 persen terhadap pembentukan pakan ternak.

Harga acuan penjualan jagung pipilan kering (kadar air 15 persen) ditingkat pabrik pakan sebesar Rp4.500 per kg, sedangkan harga jagung pipilan kering saat ini sudah mencapai Rp5.500-5.800 per kg. Oleh karena itu, kenaikan tersebut akan berpengaruh pada biaya produksi telur maupun ayam boiler.

"Kenaikan harga jagung tersebut di antaranya karena saat ini daerah produksi jagung jauh dari sentera peternak unggas, meskipun berdasarkan prognosa neraca produksi dan kebutuhan masih surplus. Saat ini panen jagung berada di Bima NTB, sedangkan lokasi peternak terkonsentrasi di Blitar dan Kendal, sehingga biaya angkutnya dari NTB akan menaikan harga jagungnya," kata Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Risfaheri.

Baca juga: RNI: Distribusi produk Raja Gula prioritaskan UMKM

Selain itu komoditas jagung juga bersifat musiman, yang menyebabkan peternak kecil tidak mampu menyimpan stok jagung yang cukup pada saat panen raya. Sedangkan harga jagung diluar musim panen raya bisa melonjak tinggi.

Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan memfasilitasi biaya distribusi atau pengangkutan jagung dari petani di Nusa Tenggara Barat ke peternak layer di Kabupaten Blitar Jawa Timur dan peternak layer di Kabupaten Kendal Jawa Tengah.

Risfaheri menjelaskan fasilitasi distribusi ini diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pakan bagi peternak layer kecil atau mandiri, sehingga dapat mengurangi biaya pakannya.

Dia mengatakan pasokan jagung akan didatangkan dari berbagai wilayah di NTB seperti Kabupaten Dompu, Bima dan Sumbawa Barat. Hingga Sejauh ini sebanyak 73,2 ton telah terkirim dari yang ditargetkan sebanyak 500 ton tiba di Blitar.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021