Tulungagung (ANTARA News) - Belasan arca dan sebuah altar candi yang diduga peninggalan Kerajaan Majapahit ditemukan sejumlah pekerja bangunan panggung terbuka di area wisata Goa Pasir di kaki Bukit Njunjung, Desa Njunjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Tulungagung, Bambang Sukardjono, Sabtu mengatakan, proses penemuan benda cagar budaya tersebut terjadi secara tidak sengaja.

Semua bermula dari kegiatan pembangunan tahap awal program revitalisasi cagar budaya atau penataan kawasan tradisional bersejarah di area wisata Goa Pasir yang berada persis di kaki Bukit Njunjung.

"Penemuan pertama terjadi pada hari Selasa lalu (10/8) dan segera kami laporkan ke BP3 Trowulan," kata Bambang membenarkan.

Sebelum ditemukan, lanjut Bambang, keberadaan arca, altar, maupun bangunan candi sama sekali tidak diketahui karena semuanya tertutup tanah dan rerumputan. Hanya ada sebuah tanah lapang yang selama ini menjadi bagian dari area wisata Goa Pasir.

Namun saat para pekerja proyek pembangunan kawasan cagar budaya mulai menggali fondasi untuk membuat bangunan panggung terbuka di salah satu sisi area wisata tersebut, sejumlah batuan ukir menyerupai arca mereka temukan.

Konsultan proyek dari CV Meiraka yang saat itu berada di lokasi penemuan awalnya memerintahkan agar penggalian tetap dilanjutkan.

Namun karena arca yang ditemukan semakin banyak dan terlihat deretan batu yang telah dipipih menyerupai sebuah altar candi, rencana pembangunan panggung terbuka akhirnya dihentikan.

"Arca dan altar candi tersebut terpendam di kedalaman tanah sekitar 0,5 meter," ujarnya sambil menunjuk lokasi penemuan arca serta altar candi.

Tidak berapa lama, penemuan sejumlah arca dan altar candi yang belum diketahui usia dan asal-usulnya itu kemudian dilaporkan ke Dinas PU dan Cipta Karya Kabupaten Tulungagung selaku kuasa anggaran program penataan kawasan bersejarah di area wisata Goa Pasir.

Informasi itu kemudian diteruskan pihak Dinas PU dan Cipta Karya ke Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) setempat dan melakukan tinjauan langsung ke lapangan. (ANT130/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010