Sentani (ANTARA News) - Benja Mambai, Direktur Program World Wildlife Fund (WWF) Sahul Papua, mengatakan bahwa dalam waktu dekat akan membentuk tim bersama dengan berbagai pihak dalam menganalisa kawasan hutan bernilai konservasi tinggi di beberapa tempat di Papua.

"Saat ini kami sedang menyiapkan tim bersama dan akan bekerja pada awal atau minggu kedua Oktober untuk mengkaji hal ini," katanya di Sentani, Papua, Sabtu.

Menurut dia, tim tersebut akan melibatkan berbagai pihak seperti dari kalangan universitas, Pemerintah serta para pakar dan ahli.

"Ini tim bersama dari berbagai pihak yang berkompeten, dan saat ini sedang menunggu surat keputusan (SK) dari Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat," katanya.

Ia mengemukakan, akan ada pertemuan dengan para pakar dan ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk menyiapkan segala sesuatu terkait keperluan dan kebutuhan dilapangan nanti.

"Sebelumnya kami akan ada pertemuan dengan para pakar dan ahli untuk samakan persepsi dan menyiapkan berbagai fererensi," katanya.

Mambai menjelaskan, WWF berkomitmen untuk selalu membuka diri dan membagi ilmu ataupun referensi dengan pihak manapun. Terutama dari perguruan tinggi (PT) dan bekerjasama dengan aparat pemerintahan dalam melakukan berbagai penelitian atau analisis dilapangan, sehingga berbagai proses pengembangan kapasitas dan pentransformasian ilmu dapat langsung terjadi.

"Kami mempunyai komitmen untuk selalu bekerjasama dengan pihak manapun yang peduli tentang hutan, sehingga bukan saja staf dari kami (WWF, red) yang tahu dan mengerti tetapi juga bisa dimengeri dan diaplikasikan oleh staf dari pemerintahan dan berbagai PT dalam melakukan berbagai penelitian atau analisis dilapangan," katanya.

Keempat kabupten yang akan dilakukan penelitian atau kajian secara detail terdapat di Provinsi Papua dan Papua Barat yaitu Kabupaten Jayapura, Kabupaten Asmat,kabupaten Mapi dan Kabupaten Tambrauw.

Pembentukan tim analisis bersama ini untuk menindaklanjuti hasil dari lokakarya yang dilaksankan oleh WWF Sahul Papua bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Konservasi Provinsi Papua yang berlangsung selama dua hari dan berakhir pada Jumat kemarin (1/10) dengan judul sistem klasifikasi tipe vegetasi dan hasil penelian awal kawasan bernilai konservasi tinggi di Pulau Papua.

Lokakarya tersebut melibatkan 26 orang dari berbagi perwakilan pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat, Pemerintah Kabupaten/Kota, UPT Departemen Kehutanan, perwakilan perguruan tinggi dan perwakilan LSM dengan narasumber dari akademisi, pakar biologi dan LSM.
(T.ANT-185/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010