Sidoarjo (ANTARA News) - Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan, Pondok Pesantren (Ponpes) "Bumi Sholawat" bukan ponpes biasa tetapi sekolah yang mengombinasikan intelektualitas dan ketajaman kehalusan hati.

"Santri yang lulus dari pondok pesantren ini bisa menjadi pemimpin yang berkualitas untuk memimpin bangsa dan negara," katanya usai meletakkan batu pertama pendirian Pondok Pesantren Progresive "Bumi Sholawat" di Desa Lebo, Sidoarjo, Jatim, Minggu.

Pada kesempatan itu ia atas nama pemerintah menyampaikan terima kasih atas didirikannya Ponpes Progresive "Bumi Sholawat" ini.

"Dari pondok pesantren seperti inilah calon-calon pemimpin akan muncul, karena itu pemerintah memberikan dukungan penuh atas didirikannya Ponpes Progressive ini," katanya.

Terkait masuknya kurikulum nasional ke Ponpes, menurutnya tidak harus demikian. Yang pentinmg esensinya itu yang akan membentuk akhlak.

"Untuk tahun 2011 kami akan memasukkan konsep pendidikan karakter itu sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional negeri ini," katanya.

Sementara itu KH. Agoes Ali Mashuri selaku pengasuh Ponpes Progresive "Bumi Sholawat" menjelaskan bahwa pihaknya mengambil ruang, bagaimana para santri-santri bisa mempunyai dasar agama, punya kemapanan agama serta punya basis kompetensi.

"Sebab sesuai dengan realitas yang ada saat ini, sumber daya manusia (SDM) seperti itu sangat minim sekali," katanya.

Menurtnya, ruang inilah yang diambil dan bagaimana bisa menjadi santri-santri yang punya kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan kecerdasan intuisi.

Pria yang akrab dipanggil Gus Ali ini mengatakan, bila empat kecerdasan ini bisa dimiliki, santri-santri tersebut akan menjadi orang yang teguh di dalam pendirian, kuat dalam memegang prinsip, bijak dalam melangkah, cerdas dalam pendidikan.

"Mereka akan mampu tampil memberikan sumbangan yang positif untuk mewujudkan Islam Wal Muslimin di tengah-tengah masyarakat dan tentunya sangat bermanfaat bagi nusa dan bangsa, lebih-lebih bagi agamanya," katanya.

Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf yang ikut hadir mengatakan pendidikan Madrasah Diniyah di Jatim ini masih terdapat beberapa kekurangan.

"Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jatim akan terus memberikan bantuan sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap sekolah-sekolah yang kurang bagus, baik kualitasnya maupun sarana dan prasarananya," katanya.

Maka dari itu mulai tahun ini, kata dia, pihaknya mengucurkan bantuan itu dan diharapkan program ini bisa berkelanjutan, sehingga dampaknya dalam jangka panjang bisa dirasakan.

Selain Wakil Gubernur Jatim, dalam peletakan batu pertama itu juga hadir pula Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faizal Zaini, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah serta para tokoh kyai dan ulama Jawa Timur.(*)

(ANT-074/I007/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010