Ambon (ANTARA News) - Bing Leuwakabessy terharu mendapati kenyataan dirinya sangat dihargai oleh kaula muda Maluku saat ini.

"Saya tidak menyangka akan diberikan hadiah oleh anak-anak muda, di mana saya sendiri bahkan tidak mengenali mereka satu persatu. Saya sangat bahagia sekaligus terharu, rasanya ingin menangis, tapi air mata saya tidak bisa menetes," kata musisi bernama lengkap Benyamin Johannes Leiwakabessy, usai mendengarkan puisi berrtajuk "Bing, Sebuah Puisi" yang dibacakan Muhammad Irvan Ramli dari Bengkel Sastra Maluku (BSM).

Pembacaan puisi itu sendiri bagian dari acara Pentas Sastra Januari yang digelar BSM di kediaman Opa Bing, sapaan akrabnya, di komplek perumahan BTN Lateri, Kota Ambon, akhir pekan lalu.

"Bing, Sebuah Puisi" yang ditulis Rudi Fofid, juga wartawan senior di Maluku, mengisahkan tentang eksistensi Bing Leiwakabessy dalam sejarah musik di Indonesia. Lembar kertasnya yang sudah dibingkai kemudian diserahkan kepada musisi hawaian legendaris tersebut sebagai tanda penghargaan dari kelompok kemanusiaan Kalesang Maluku di bawah pimpinan Nico Tulalessy selaku koordinator.

Bing Leiwakabessy mengaku bahagia dan terharu dengan kado kecil yang diberikan BSM dan Kalesang Maluku itu.

Saat mengucapkan rasa terima kasihnya dengan suara pelan, sepasanga mata musisi yang kini berusia 88 tahun itu terlihat berkaca-kaca.

Dengan terbata-bata, Opa Bing mengatakan anak-anak muda di Maluku saat ini sudah lebih kreatif, apalagi pada zamannya tidak ada pementasan sastra, terutama yang digabungkan dengan musik.

"Di zaman saya tidak ada yang seperti ini. Untuk itu musisi, seniman dan sastrawan harus saling mendukung serta tetap menjaga hubungan baik dan persaudaraan," katanya.

Tidak hanya mempersembahkan puisi kepada Opa Bing, beberapa anggota BSM juga membacakan puisi karya masing-masing maupun hasil karya sastrawan Maluku lainnya, seperti Dino Umahuk, Djodjie Rinsampessy dan Ivone de Fretes.

Sekurang-kurangnya ada 11 puisi yang dibacakan, antara lain Lampaui Aku, Temukan Yang Lain (Morika Tetelepta), Doa Sang Penyair (Revelino Berry), Kepada Para Pejuang Muda (Muhammad Irvan Ramli), Bing (Burhanudin Borut), Mahopo atau sumpah dalam bahasa Maluku Tenggara (Rudi Fofid).

Selanjutnya, Benteng Bernavelda, Khotbah Di Laut, Perempuan Dari Belakang Tanah karya Rudi Fofid dibacakan oleh Alfa Fofid, Elnino Fofid dan Ellen Kurmasella. Sedangkan puisi berjudul Suara (Djodjie Rinsampessy) dan Mimpi Buruk (Ivone de Fretes) dibacakan Rudi Fofid, Bambu Gila, Hati Nona Sudah Tapela (Dino Umahuk) dibacakan Burhanudin Borut.

BSM merupakan kumpulan penyair dan penulis asal Maluku yang terbentuk sejak Maret 2010 dan bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kecintaan generasi muda di daerah tersebut terhadap sastra.

Kelompok sastra ini berada di bawah manajemen Komunitas Manis Pait yang juga terdiri dari grup musik D`embalz, Semang dan Molukka Hip-Hop Community (MHC) yang saat itu juga ikut tampil memainkan beberapa lagu-lagu hawaian bersama Bing Leiwakabessy, antara lain Nusaniwe, Beta Berlayar Jauh, Teluk Ambon, Sena Anggale, Goro-Goro Ne dan lainnya.(*)
(T.KR-IVA/J007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011