Belfast (ANTARA News) - Ribuan orang berbaris dalam apa yang diharapkan menjadi unjuk rasa Londonderry terakhir untuk memprotes Minggu Berdarah, ketika 13 warga sipil tewas setelah tentara Inggris menembaki demonstran.

Pawai telah menjadi acara tahunan sejak peristiwa yang terjadi pada 1972 di daerah kota Bogside itu, sebagaimana dikutip dari AFP.

Ratusan pelayat meletakkan karangan bunga pada tugu peringatan kota, Minggu pagi, sebelum keluarga korban berjalan di belakang sebuah spanduk yang menyatakan "kebenaran."

Penyelenggara mengatakan, acara sekarang harus berakhir setelah penerbitan Laporan Saville, yang menyebabkan permintaan maaf oleh Perdana Menteri David Cameron pada Juni 2010.

Pernyataan itu ditandatangani oleh sebagian besar keluarga korban, meskipun beberapa mengatakan tindakan itu kurang bijaksana.

Kate Nash, yang kakaknya William tewas dalam insiden itu, mengatakan keputusan untuk mengakhiri pawai semacam itu "sangat prematur."

Dia menambahkan: "Itu dijatuhkan pada kami seperti satu ton batu bata, sepenuhnya tiba-tiba. Siapa yang memutuskan pawai harus berakhir dan mengapa?

"Orang-orang Derry tidak diberikan kesempatan memiliki pendapat tentang hal ini dan saya merasa mereka harus dimiliki."

Tony Doherty, yang ayahnya Paddy tewas dalam Minggu Berdarah, mendukung berakhirnya pawai.

"Sebagian besar keluarga merasa bahwa apa yang kami bawa ... dengan Laporan Saville sebagai suatu eksonerasi, dengan kata-kata David Cameron, dengan permintaan maaf dan tanggung jawab politik untuk menerima kekejaman dari Minggu Berdarah, bahwa itu sekarang saatnya bagi kita semua untuk mempertimbangkan bergerak untuk mengakhiri," katanya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011