Surabaya (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengukuhkan 10 ribu petani muda yang dilakukan secara simbolis kepada sejumlah perwakilan di Surabaya, Jumat.

Kegiatan yang digelar Komando Kawasan Terpaut Pemuda Tani Indonesia (KKT-PTI) itu juga diikuti secara daring segenap anggotanya yang tersebar di berbagai wilayah Tanah Air.

"Melalui wadah KKT-PTI ini kita bisa berharap bisa menjadi pioner bagi para pemuda kita dengan memfasilitasi salah satunya melalui pelatihan-pelatihan. Sesudah itu para pemuda bisa melaksanakan program-program pertanian seperti yang kita harapkan," ujar Syahrul, kepada wartawan.

Syahrul menyebut lahan pertanian adalah lapangan kerja.

"Untuk itu, Presiden Joko Widodo mendorong para pemuda untuk kembali bertani. Sebab pertanian yang baik selalu menjanjikan keuntungan yang maksimal," tuturnya.

Baca juga: Presiden Jokowi minta Mentan tingkatkan kapasitas produksi jagung

Dalam kesempatan itu, Syahrul juga meluncurkan web dan alat pertanian pintar (Altarian). Sebuah alat inovasi teknologi yang dapat mengoperasikan bisnis pertanian dari lokasi manapun, atau jarak jauh, melalui sistem android di telepon seluler.

Koordinator Nasional KKT-PTI, Daenk Jamal menjelaskan para pemuda tani melalui wadah organisasi yang dipimpinnya ini dirajut dengan pembekalan edukasi dan teknologi.

"Dengan begitu, saya pikir petani sekarang tidak perlu berkotor-kotor karena adanya teknologi, seperti Altarian yang kita ciptakan ini," ujarnya.

Baca juga: Presiden Jokowi gelar rapat terbatas bahas ekosistem ketahanan pangan

Dia mencontohkan dengan adanya teknologi Altarian, para petani bisa mengoperasikan bisnisnya secara digital dan otomatis.

Daenk Jamal memastikan Altarian telah terhubung ke sistem android di telepon seluler melalui aplikasi KKT-PTI bernama "AbangIjo".

"Meskipun kami di Surabaya, dengan depo pertanian yang berlokasi di Jakarta, cukup kami menggunakan android di telepon seluler, sudah bisa mengoperasikan itu semua. Itulah teknologi. Itulah anak-anak muda," ujarnya.

Pewarta: A Malik Ibrahim/Hanif Nashrullah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021