Kairo (ANTARA News) - Perdana Menteri Ahmed Shafiq, Sabtu, mengatakan Mesir akan membebaskan lebih dari 200 tahanan politik dan dia menyebutkan hanya beberapa yang ditahan saat revolusi yang berhasil menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.

Ia mengatakan, sebagaimana dikutip kantor berita Reuters, bahwa 222 tawanan akan segera dibebaskan sehingga jumlah tahanan politik tersisa sebanyak 487 orang.

Kelompok hak asasi manusia menyebutkan ribuan warga Mesir telah ditahan tanpa tuduhan berdasarkan undang-undang darurat di negara itu dan bahwa banyak dari mereka mungkin akan digolongkan sebagai tahanan politik.

"Perdana Menteri Ahmed Shafiq mengumumkan ada 487 tahanan politik yang tersisa dan bahwa pemerintah akan segera membebaskan 222 orang diantaranya," kata kator berita nasional MENA.

Ia tidak mengatakan kapan mereka dibebaskan.

Shafiq menjelaskan sejumlah orang telah ditahan saat pergolakan rakyat yang dimulai pada 25 Januari  dan bahwa mereka sedang menyelidiki nasib orang-orang yang hilang dalam kekacauan itu, demikian laporan itu menambahkan.

Demonstran dan kelompok hak asasi manusia mengatakan ratusan orang hilang saat demonstrasi, sementara beberapa lainnya ditahan pemerintah.
SYS/S008

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011