Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang "sedih" dan "marah" mengecam serangan orang bersenjata Rabu terhadap bus Angkatan Udara AS di bandara Frankfurt yang menewaskan dua pilot AS dan melukai dua lainnya.

Obama, yang muncul secara mengejutkan di ruang briefing Gedung Putih, mengatakan bahwa pemerintah AS akan "bekerja keras" untuk memastikan seputar serangan tersebut, demikian AFP melaporkan.

"Saya sedih dan marah terhadap serangan ini," tambahnya, mengungkapkan kesedihannya atas hilangnya nyawa dan mengharapkan "kesembuhan segera" bagi yang terluka.

"Kami akan bekerja keras untuk mempelajari bagaimana peristiwa mengejutkan ini terjadi."

Pilot tersebut merupakan bagian dari tim Aparat Keamanan yang melakukan perjalanan dengan bus dari Bandara Internasional Frankfurt menuju Pangkalan Udara Ramstein, markas besar Angkatan Udara AS di Eropa.

Mereka dalam perjalanan untuk mendukung "Operasi Darurat Luar Negeri" -- kemungkinan besar perang di Afghanistan -- kata USAFE dalam sebuah pernyataan.

Nama-nama mereka yang terbunuh dirahasiakan sampai keluarga mereka diberitahu.

"Kami sedih atas kepergian  para anggota dinas pemberani kami yang dengan keji ditembak mati," kata juru bicara Pentagon Geoff Morrell dalam sebuah pernyataan mengutuk "serangan pengecut" itu.

Obama mengatakan Amerika Serikat akan bekerja sama dengan pihak berwenang Jerman "untuk memastikan bahwa semua pelaku dibawa ke pengadilan," menggambarkan serangan terhadap anggota angkatan bersenjata AS di luar negeri sebagai "peringatan nyata" tentang pengorbanan yang mereka berikan.

Pihak berwenang Jerman mengatakan penyerang berusia 21 tahun dan berasal dari Kosovo di Eropa bagian tenggara yang  mayoritas Muslim. Ia ditangkap di gedung terminal masih membawa sejumlah besar amunisi dan pistolnya.

Duta Besar Jerman untuk Amerika Serikat Klaus Scharioth mengatakan dia "terkejut dan sangat sedih" atas insiden tersebut dan menyatakan "simpati yang mendalam" kepada para pejabat tinggi AS. (ANT/K004)

Pewarta: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011