Tadi pagi sekitar pukul 04.00 WIB, jalan raya dibuka lagi untuk arus lalu lintas
Magelang (ANTARA News) - Jalur Jalan Raya Magelang-Yogyakarta, di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu pagi terlihat lancar setelah banjir lahar dingin susulan dari Gunung Merapi melewati alur Kali Putih di kawasan itu.

Hingga sekitar pukul 09.30 WIB tidak terjadi antrean panjang dan kemacetan berbagai jenis kendaraan bermotor di ruas jalan utama Magelang-Yogyakarta itu.

Pengemudi berbagai kendaraan yang melintasi Desa Jumoyo tampak mengurangi kecepatan untuk melihat situasi terakhir pascabanjir lahar dingin di Kali Putih.

Banjir lahar dingin susulan melalui Kali Putih di Desa Jumoyo pada Jumat (4/3) sekitar pukul 16.00 hingga 17.00 mengakibatkan material pasir menutup ruas jalan itu hingga beberapa puluh meter dengan ketinggian antara 50 centimeter hingga 1,5 meter.

Petugas dengan menggunakan sejumlah "backhoe" bekerja keras menyingkirkan material pasir dan batu dari tengah jalan itu.

"Tadi pagi sekitar pukul 04.00 WIB, jalan raya dibuka lagi untuk arus lalu lintas," kata relawan penanganan banjir lahar dingin Merapi, Muslim.

Selama penutupan jalan itu, arus lalu lintas berbagai kendaraan dialihkan melalui jalur alternatif antara lain melalui Ngluwar, Kalibawang, dan Purworejo.

Hingga Sabtu pagi, di kawasan Kali Putih di Desa Jumoyo tampak cukup banyak warga menyaksikan kondisi pascabanjir lahar dingin susulan Jumat (4/3).

Puluhan pedagang makanan dan minuman juga menjajakan dagangan mereka di sekitar sungai itu.

Para petugas dengan sedikitnya empat back hoe bekerja menormalisasi alur sungai setempat, sedangkan puluhan warga lainnya tampak menggunakan "slenggrong" menaikkan pasir dari tepi jalan raya itu ke sejumlah truk di beberapa tempat.

Seorang warga Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Suparmo (56), mengaku, pada Jumat (4/3) sekitar pukul 23.00 WIB tiba di rumahnya setelah perjalanan dari Yogyakarta pukul 19.00 WIB.

"Semalam harus lewat jalur alternatif di Ngluwar, antrean kendaraan padat," katanya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011