Yogyakarta (ANTARA News) - Konferensi Tingkat Tinggi ke-18 ASEAN rencananya digelar di Jakarta, 7-8 Mei 2011, dan Indonesia sebagai ketua Organisasi Negara-negara Asia Tenggara untuk tahun ini, mulai mempersiapkan pertemuan akbar itu.

Untuk mempersiapkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-18 ASEAN, diadakan pertemuan pejabat tinggi tingkat ASEAN di Yogyakarta, 5-10 Maret 2011.

Dirjen Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Djauhari Oratmangun di Yogyakarta, Minggu, mengatakan, pertemuan yang digelar di Yogyakarta ini merupakan rangkaian pertemuan pejabat tinggi tingkat ASEAN guna mempersiapkan pelaksanaan KTT ke-18 Organisasi Negara-negara Asia Tenggara di Jakarta pada Mei mendatang.

Dalam menyelenggarakan pertemuan pejabat tinggi tingkat ASEAN di Yogyakarta, menurut Djauhari pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat.

"Joint Preparatory Meeting (JPM) and Related Meetings" di Yogyakarta ini dihadiri seluruh pemimpin "Senior Official Meeting (SOM)", pemimpin "Senior Economic Officials Meeting (SEOM), pemimpin "Senior Official`s Committee for the ASCC Council (SOCA) Meeting", dan Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN, serta perwakilan tetap ASEAN di Jakarta.

Ada tiga pilar utama yang akan dibahas dalam pertemuan di Yogyakarta, yaitu politik dan keamanan, ekonomi, serta sosial budaya.

Pemimpin SOM, pemimpin SEOM, pemimpin SOCA, kata Djauhari kemudian akan melakukan pembahasan mengenai persiapan-persiapan substantif terkait dokumen akhir KTT ke-18 ASEAN, serta persiapan teknis dan logistik.

"Di dalam pertemuan itu, masing-masing delegasi diharapkan memberikan masukan yang signifikan kepada menteri di tiga pilar tersebut, karena tujuan besarnya adalah mewujudkan Komunitas ASEAN pada 2015," kata Djauhari.

Misalnya, kata dia, cetak biru komitmen dari masing-masing negara di tiga pilar yang akan dibahas.

Khusus dari pertemuan para pemimpin SEOM di Yogyakarta ini, juga diharapkan memberikan masukan yang signifikan kepada para Menteri Ekonomi ASEAN dalam beberapa hal terkait dengan upaya mewujudkan Komunitas ASEAN 2015 melalui peningkatan daya saing, dan berbagai kerja sama lainnya.

Selain itu, dari pertemuan para pemimpin SEOM juga diharapkan dapat memberikan arahan mengenai rencana untuk satu tahun ke depan.

Ia berharap pertemuan di Yogyakarta dapat berjalan lancar, sehingga pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN juga berjalan dengan baik, dan para kepala negara dari masing-masing anggota ASEAN bisa berkonsentrasi dengan lebih baik pula pada isu-isu strategis dalam KTT mendatang.

Menurut dia, pertemuan di Yogyakarta ini merupakan bagian dari posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada 2011, dan masih akan ada lebih dari 100 pertemuan ASEAN di tingkat kepala negara serta pemerintahan, menteri, pejabat senior dan kelompok kerja.



Pertemuan di Surabaya

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan RI menggelar pertemuan dengan pejabat tinggi pertahanan negara-negara anggota ASEAN (ASEAN Defence Senior Officials- Meeting Working Group) di Surabaya, 22-24 Februari 2011. Pertemuan dihadiri pejabat senior bidang pertahanan dari negara-negara anggota ASEAN.

Berbagai isu terkait dengan bidang keamanan di kawasan Asia Tenggara, dibahas dalam pertemuan selama tiga hari itu.

Kesimpulan dari pertemuan menjadi bahan rumusan tentang `Joint Declaration on Strengthening Defence Cooperation of ASEAN and the Global Community to Face New Challenges`, untuk ditindaklanjuti dalam pertemuan sejenis yang berlangsung di Yogyakarta.

Putaran pertemuan pejabat tinggi ASEAN bidang pertahanan ini akan berlangsung satu tahun, dan satu paket dengan posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2011.

Puncak dialog bidang pertahanan ini akan digelar di Jakarta pada Mei 2011, ketika para Menteri Pertahanan negara-negara ASEAN menghadiri ASEAN Defence Ministers? Meeting (ADMM). Pertemuan itu untuk mengesahkan deklarasi bersama bidang pertahanan.

Pertemuan di Surabaya itu juga membahas program tahunan dan beberapa kerja sama pertahanan, antara lain pembentukan `Peacekeeping Center Network`, dan kolaborasi industri pertahanan.

Pertemuan bidang pertahanan pada 2011 merupakan putaran kelima dari rangkaian dialog bidang pertahanan yang melibatkan negara-negara ASEAN.

Pada 2010 pertemuan digelar di Hanoi, ketika Vietnam didapuk sebagai Ketua ASEAN 2010.

Sebelumnya, pada 21 Februari 2011 diadakan pertemuan-pertemuan bilateral antara negara-negara ASEAN, antara lain Indonesia-Singapura, Indonesia-Brunei Darussalam, Indonesia-Malaysia, Indonesia-Thailand, Brunei Darussalam-Malaysia; dan Thailand-Myanmar.

Pertemuan tersebut membahas lima area kerja sama, yakni bidang keamanan laut, kemanusiaan dan pemulihan pascabencana, operasi penjagaan perdamaian, kontra terorisme, dan pengobatan militer.



Pusat Kajian ASEAN

Sementara itu, terkait dengan keberadaan ASEAN, Dirjen Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Djauhari Oratmangun di Yogyakarta, Minggu, mengatakan perlu ada Pusat Kajian ASEAN di Indonesia untuk mendukung studi mengenai negara-negara di Asia Tenggara.

"Sampai saat ini belum ada satu pun universitas di negara-negara ASEAN yang memiliki Pusat Kajian ASEAN, dan seharusnya Indonesia memeloporinya dengan membentuk pusat kajian tersebut," katanya di Yogyakarta.

Menurut dia, adanya Pusat Kajian ASEAN di universitas-universitas, akan memberikan dampak positif bagi perkembangan universitas di Indonesia, karena secara tidak langsung ikut meningkatkan kualitas perguruan tinggi.

"Saya pikir, universitas akan menerima banyak bantuan apabila membuka Pusat Kajian ASEAN," katanya.

Universitas di Indonesia, seperti di Yogyakarta, memiliki keunggulan dan kemampuan untuk menyelenggarakan pusat kajian itu, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, dan Universitas Sanata Dharma (Sadar).

Latar belakang diperlukannya Pusat Kajian ASEAN di universitas-universitas di Indonesia, menurut Djauhari adalah adanya kesulitan para mahasiswa yang menempuh program strata dua atau tiga untuk memperoleh bahan-bahan pengetahuan serta informasi mengenai ASEAN di negara yang tergabung dalam organisasi itu.

"Banyak dari kalangan mahasiswa yang justru pergi ke Australia maupun Amerika untuk memperoleh informasi mengenai ASEAN," katanya, dan berniat mengemukakan usulnya itu dalam pertemuan persiapan KTT ke-18 ASEAN, di Yogyakarta.

Sedangkan terkait dengan posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2011, menurut dia ada tekad untuk mewujudkan sejumlah target agar Organisasi Negara-negara Asia Tenggara ini tidak stagnan.

Upaya tersebut, nantinya bermuara terciptanya Komunitas ASEAN pada 2015. "Indonesia akan selalu memastikan bahwa Komunitas ASEAN dapat terbentuk dengan fondasi yang kuat untuk terciptanya kemajuan di kawasan itu," katanya. (U.M008*E013/S006/K004)

Oleh Oleh Masduki Attamami Dan Eka
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011