Sesuatu yang mereka dengar dari ngobrol-ngobrol dan digambarkan sebagai suatu kebenaran itu tidak bisa kita terima. Sangat-sangat ceroboh sikapnya
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan pemerintah Amerika Serikat telah berlaku ceroboh sehingga dokumen korespondensi diplomasi antara Kedutaan Besar AS di Jakarta dan Washington bisa bocor ke tangan WikiLeaks.

Usai rapat internal di Istana Kepresidenan di Jakarta, Jumat, Marty meminta AS mempertanggungjawabkan kebocoran informasi yang masih bersifat mentah dan tak dapat dibuktikan kebenarannya itu.

"Intinya adalah merupakan kecerobohan pemerintah AS yang sekarang kita rasakan dampaknya. Kecerobohan dalam arti kata mengelola informasi yang rahasia dan dalam menampilkan informasi yang sebenarnya bukan hard data," ujarnya.

Karena kebocoran informasi yang kemudian dipublikasikan oleh dua media cetak Australia, The Age dan Sydney Morning Herald, Marty mengatakan, karena informasi itu, seolah-seolah pemerintah Indonesia tidak menjalankan komitmen pemberantasan korupsi.

Menurut Menlu, komunikasi diplomatik bukanlah suatu fakta yang sudah mapan karena hanya memuat berbagai percakapan dan data yang sifatnya masih mentah dan harus dikonfirmasi lagi.

Ia pun mengatakan, permohonan maaf dari pihak Kedubes AS sebenarnya tidak cukup karena pemberitaan di dua media Australia yang bersumber dari nota diplomasi para diplomat AS itu sangat menganggu.

"AS sudah menyampaikan penyesalan, tetapi kita perlu mempertanyakan apakah ini sesuatu yang memadai," katanya.

AS, lanjut Marty, harus memberikan jaminan kepada pemerintah Indonesia bahwa hal serupa tidak akan terjadi lagi pada masa depan.

"Apa yang bisa dijaminkan oleh mereka bahwa ini tidak terulang kembali. Sesuatu yang mereka dengar dari ngobrol-ngobrol dan digambarkan sebagai suatu kebenaran itu tidak bisa kita terima. Sangat-sangat ceroboh sikapnya," ujarnya.

Marty mengatakan hubungan diplomatik Indonesia dan Amerika Serikat pada akhirnya mendapatkan tantangan dengan adanya bocoran WikiLeaks yang kemudian dimuat dua media cetak Australia.

Meski demikian, ia berharap tantangan itu dapat dikelola secara baik oleh kedua pihak.

(D013/A041/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011