Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan pada Ahad, empat orang anak buah kapal (ABK) yang bekerja di Jepang telah menghilang setelah terjadi bencana alam gempa bumi dan tsunami pada Jumat lalu.

"Empat orang ABK Indonesia yang bekerja di kapal penangkap ikan tuna Kuni Maru no.3, yang bermarkas di Tsukumi, prefektur Oita, dinyatakan hilang dan belum diketahui nasibnya," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam konferensi pers di Jakarta, Ahad.

Menlu menyatakan inisial dari para ABK tersebut antara lain S, TS, RH dan AS, menekankan bahwa ia tidak bisa memberikan mengumumkan nama karena mengutamakan kepentingan pihak keluarga korban mengenai perkembangan tersebut.

Ia mengatakan, kapal yang dinaiki keempat ABK itu, yang dikatakan berusia 27, 30, 30, dan 29, sedang bersandar di pelabuhan kota Shiogama, prefektur Miyagi, ketika bencana alam terjadi.

"Saat ini kapal itu sendiri sudah ditemukan di darat, sekitar 2,5 kilometer dari garis pantai, namun nasib dari keempat ABK tersebut masih belum diketahui," jelas Menlu.

Pihak KBRI Tokyo terus melakukan komunikasi dengan otoritas dan serikat pelaut setempat, sedangkan Kemlu berusaha menjangkau pihak keluarga untuk menginformasikan kondisi para korban yang masih belum diketahui nasibnya, tuturnya

Dalam kesempatan itu, Menlu menyampaikan bahwa regu penyelamat terdiri enam orang dari KBRI Tokyo telah bertemu dengan 121 WNI di kota Sendai, prefektur Miyagi, wilayah paling parah terdampak dari gempa bumi dan tsunami.

WNI tersebut direncanakan akan direlokasi ke Tokyo menggunakan bus dan diharapkan tiba pada Senin sore. Mereka akan ditampung di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) di kabupaten Meguro, berjarak sekitar 40 menit jalan kaki dari KBRI Tokyo. Para pengungsi yang mayoritas pelajar tersebut direncanakan akan dievakuasi ke Jakarta pada Selasa siang.

Gempa kuat 8,9 skala Richter telah mengguncang Jepang pada Jumat, menimbulkan tsunami yang kuat yang menyebabkan kapal-kapal menghantam pantai dan menyapu mobil-mobil yang melewati jalan-jalan di kota-kota pesisir negara itu.

Gempa pertama terjadi pada sekitar 382 kilometer di timur laut Tokyo, menurut Survei Geologi AS.(*)

(T.KR-IFB/E001)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011