Pontianak (ANTARA News) - Aliansi Jurnalis Independen Indonesia mengecam pengiriman paket bom yang ditujukan kepada aktivis Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla, Selasa.

AJI Indonesia menilai teror bom tersebut adalah serangan brutal terhadap kebebasan berpikir dan kebebasan berekspresi mengingat Ulil Abshar Abdalla dikenal sebagai pemikir Islam yang kritis, dan gigih menganjurkan keberagaman Indonesia.

"Dari paket yang dikirimkan, si pelaku jelas bertujuan membungkam Ulil dengan cara membunuhnya," kata Ketua Umum AJI Indonesia, Nezar Patria, dalam siaran pers via e-mail yang diterima ANTARA di Pontianak.

Menurut Nezar, teror terhadap kebebasan berpikir dan kebebasan berekspresi adalah ancaman bagi demokrasi. Untuk itu, AJI mendesak polisi mengusut tuntas dan menemukan pelakunya.

"Kasus ini harus diungkap tuntas. Serangan terhadap penganjur kebhinekaan, adalah pukulan keras bagi dasar kenegaraan kita. Republik Indonesia yang demokratis kini dalam bahaya," ujarnya.

AJI Indonesia mengingatkan kepada semua pihak menjaga dan merawat keberagaman, dan menjunjung azas demokrasi.

Aksi kekerasan terhadap orang berbeda pendapat hanya akan menghancurkan sendi paling pokok dari Republik Indonesia yang dicita-citakan para pendiri bangsa.

Kebebasan berpendapat dan kebebasan pers adalah dua sisi dari satu mata uang.

"Tak ada kebebasan pers, tanpa kebebasan berpendapat," katanya lagi.

Sebelumnya, seorang staf Kantor Berita Radio 68 H, di Jalan Utan Kayu, Jakarta Timur, menerima paket yang ditujukan kepada aktivis JIL, Ulil Abshar Abdalla.

Paket tersebut berisi buku tebal yang telah ditanam alat peledak di dalamnya. Paket itu meledak sesaat petugas Polri mencoba menjinakkannya. Dua orang terluka, termasuk seorang perwira polisi yang berupaya menjinakkan bom itu.(*)

(N005/T011)



NNNN









(T.N005/B/T011/C/T011) 15-03-2011 18:19:43

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011