Lebak (ANTARA News) - Warga Kabupaten Lebak selama dua pekan terakhir mulai kesulitan air bersih karena sumber mata air, sumur dan pompa jet pump mengering.

"Kami saat ini mendapat air untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK) dari Sungai Ciberang," kata Udin, warga Desa Calungbungur, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Rabu.

Ia mengatakan, sejak sumur-sumur mengering warga setempat terpaksa membeli air Sungai Ciberang menggunakan jasa tukang ojeg dengan jarak antara tiga sampai enam kilometer dari perkampungan.

Warga setiap hari mengeluarkan biaya tukang ojeg antara Rp10.000 sampai Rp20.000 untuk satu bak mandi berukuran 2X1,5 meter.

"Saya sudah hal biasa jika dua pekan tidak diguyur hujan dipastikan sumur mengering," katanya.

Begitu pula warga Desa Lebakasih, Kecamatan Curugbitung, Kabupaten Lebak, saat ini kesulitan air bersih menyusul sarana MCK tidak berfungsi.

Akibat kesulitan air bersih tersebut, sebagian warga mengambil air dengan cara menggali lubang di sekitar persawahan.

Untuk keperluan konsumsi sehari-hari, mereka membeli air mineral kemasan atau galon isi ulang.

"Kami berharap sarana air bersih itu segera dibangun kembali sehingga warga bisa menggunakan lagi untuk keperluan MCK," kata Royani (40) warga Desa Lebakasih, Curugbitung, Kabupaten Lebak.

Ia juga menyebutkan, selama dua tahun terakhir warga di sini kesulitan memperoleh air bersih, karena tidak memiliki sumber mata air setelah hutan yang ada menjadi tanah lapang milik pengembang.

"Kalau dulu kami masih bisa mendapat air bersih dari sumur tanah," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya Wawan Hermawan mengatakan, pihaknya akan meninjau kembali MCK yang kondisinya tidak berfungsi.

Karena itu, pihaknya meminta warga mengusulkan program melalui musyawarah rencana pembangunan di tingkat kecamatan.

"Kami siap membangun sarana MCK jika sudah dimasukan dalam program musrembang tinfgkat kecamatan,` ujarnya. (MSR/E001/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011