Jakarta (ANTARA News) - Sedikitnya 139 warga negara Indonesia di Jepang sampai sekarang belum diketahui keberadaannya sejak gempa kuat disusul tsunami melanda pesisir negara itu.

"139 orang yang masih belum bisa dikonfirmasi keberaadaannya," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa ketika ditemui di Kantor Kepresidenan di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, jumlah itu lebih sedikit dari sehari sebelumnya yang mencapai sekitar 160 orang. "Jadi akan semakin berkurang jumlahnya," kata Marty optimistis.

Menlu menegaskan, sampai saat ini belum ada laporan tentang WNI yang meninggal di Jepang.

Terkait ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir, Marty menegaskan telah memerintahkan petugas untuk mengevakuasi WNI hingga sejauh 50 kilometer dari pusat ledakan.

"Jadi lebih dari yang diharuskan oleh pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang hanya mengharuskan 30 kilometer," paparnya.

Sebelumnya, Marty mengatakan sebanyak 15 orang warga negara Indonesia di Fukushima telah di evakuasi ke Tokyo, Jepang.

Ketika ditanyakan apakah ke-15 WNI terkena dampak radiasi nuklir, Marty menjawab belum mendapat laporan lebih lanjut. Namun, dia memastikan ke-15 WNI tersebut telah dibawa ke rumah sakit di Tokyo untuk mendapatkan pelayanan cek kesehatan.

"Kami belum mendapatkan laporan terbaru mengenai hasil cek kesehatan, namun kami memastikan bahwa ke-15 WNI tersebut sudah di bawa ke rumah sakit untuk di cek kesehatannya sesuai prosedur," katanya seusai mendampingi Menko Kesra Agung Laksono pada pelepasan tim kemanusiaan Indonesia ke Jepang di Kantor Menko Kesra.

Marty menambahkan jumlah WNI di Jepang yang telah dievakuasi ke Indonesia berjumlah 109 orang. "Malam ini sebanyak 19 WNI asal Jepang akan kembali tiba di Tanah Air," katanya.

(F008/C004/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011