Osaka, Jepang (ANTARA News) - Petugas penyelamat mengeluarkan seorang pria muda dari bawah tumpukan puing di satu bangunan yang rusak di Jepang timur-laut pada Sabtu, delapan hari setelah gempa kuat mengguncang dan tsunami besar menerjang wilayah itu, demikian laporan lembaga penyiaran NHK.

NHK menyatakan pria itu, yang digambarkan sebagai masih muda, diselamatkan dari rumah yang ambruk di Kesennuma, Prefektur Miyagi, dan berada dalam kondisi fisik yang stabil. Tapi ia sangat terguncang dan tak bisa berbicara.sebagaimana dikutip dari AFP/Reuters

Hampir 7.000 orang telah dikonfirmasi tewas dalam bencana alam ganda di Jepang, yang mengubah seluruh kota kecil di bagian timur-laut negeri tersebut menjadi genangan air dan tanah lembab yang dipenuhi puing.

Sebanyak 10.700 orang lagi hilang dan banyak orang dikhawatirkan tewas.

Sebanyak 390.000 orang, termasuk banyak warga Jepang yang berusia lanjut, kehilangan tempat tinggal dan berjuang menghadapi temperatur yang mendekati titik beku di berbagai tempat penampungan di daerah pantai Jepang timur-alut.

Makanan, air, obat dan bahan bakar penghangat ruangan nyaris habis.

"Semuanya hilang, termasuk uang," kata Tsukasa Sato, tukang potong rambut yang berusia 74 tahun dan menderita gangguan jantung, saat ia menghangatkan tangannya di depan tungku di satu tempat penampungan buat orang yang kehilangan tempat tinggal.

Sementara itu para pejabat kesehatan dan badan pengawas atom PBB menyatakan tingkat radiasi di ibukota Jepang, Tokyo, tak berbahaya. Tapi kota tersebut telah menyaksikan pengungsian besar-besaran wisatawan, keluarga orang asing dan banyak orang Jepang, yang khawatir terhadap ledakan bahan radioaktif.

"Saya pergi sebab kedua orang-tua saya ketakutan. Saya pribadi berpendapat ini akan berubah jadi macan kertas terbesar yang pernah disaksikan dunia," kata Luke Ridley (23) dari London saat ia duduk di bandar udara Narita dan menggunakan laptopnya.

"Saya barangkali akan balik lagi dalam waktu satu bulan," tambahnya.

Kendati ada kekhawatiran di seluruh dunia, banyak ahli telah memperingatkan ada sedikit risiko radiasi pada tingkat berbahaya yang menyebar ke negara lain.

Pemerintah AS menyatakan "sedikit" jumlah radiasi dideteksi di California sehubungan dengan terlepasnya radiasi dari instalasi listrik tenaga nuklir yang rusak di Jepang, tapi tingkat itu tak mengkhawatiran.

Di tengah kesengsaraan, rakyat Jepang bangga pada 279 pekerja pembangkit listrik tenaga nuklir yang bekerja keras, dengan memakai masker, kacamata hitam dan pakaian pelindung yang ditutup plester.

"Mata saya berlinang air mata jika mengingat pekerjaan yang mereka lakukan," kata Kazuya Aoki, petugas pertolongan di Nuclear and Industrial Safety Agency, Jepang.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011