Jakarta (ANTARA News ) - Para alumni dan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang merayakan Dies Natalis ke-58 organisasi pergerakan tersebut mengingatkan agar eksistensi semua gerakan kemahasiswaan jangan dikooptasi Parpol mana pun.

Demikian `benang merah` pernyataan sebagaimana dirangkum ANTARA, Rabu, sehubungan dengan Dies Natalis, sekaligus gelar Kongres Nasional XVII Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Balikpapan, Kaltim.

Mereka yang dihubungi terpisah, Palar Batubara, mantan Ketua Presidium Persatuan (PA) Alumni GMNI, fungsionaris PP PA GMNI, Ferrol Warouw dan Ade Reza Hariyadi.

Palar Batubara meminta Partai Politik (Parpol) harus lebih dewasa dan memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk menentukan pilihannya dalam mengartikulasikan aspirasi rakyat.

"Pergerakan mahasiswa di mana-mana itu selalu murni, sehingga janganlah dikotori oleh kepentingan politik praktis," tegasnya.

Sebagaimana Palar Batubara, fungsionaris Pengurus Pusat (PP) Persatuan Alumni (PA) GMNI, Ferrol Warouw menambahkan, dinamika pergerakan mahasiswa dalam sejumlah episode dan periode sejarah Indonesia telah membuktikan, semuanya lahir sekaligus tumbuh bersama amanat penderitaan rakyat.

"Artinya, nafas perjuangan kaum insan muda ilmiah ini adalah rakyat, bukan kekuatan politik praktis mana pun," tandas aktivis yang kini tengah menuntaskan studi doktor bidang lingkungan hidup di Universitas Indonesia (UI).

Sementara itu, Ade Reza Hariyadi (pernah menjabat salah satu Ketua Presidium Pusat GMNI) mengatakan sesuai pengalaman, Parpol atau elite politik dan birokrasi yang coba-coba mengganggu independensi pergerakan mahasiswa, pasti `tergilas` oleh ambisi politik praktisnya sendiri.

"Biasanya, jika ada segelintir tokoh mahasiswa yang terkooptasi `kehendak` Parpol, pada akhirnya akan terkucilkan atau terisolasi dari kaum idealis yang jumlahnya mayoritas di kalangan mahasiswa," ujarnya.(*)
(T.M036/K005)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011