Jakarta (ANTARA News) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaq, mengatakan, partainya tidak akan menjebloskan kadernya, Yusuf Supendi ke ranah hukum positif pemerintahan.

"Di PKS ada etikanya. Siapa pun anggota PKS yang dihukum yudikatif dalam partai tidak akan kami ungkap ke ranah publik. Menghadapi kasus-kasus urusan internal pks tidak akan menjebloskan kadernya ke ranah hukum positif pemerintahan," kata Luthfi usai "Buka Puasa Bersama Keluarga Kader PKS" di Gedung Serbaguna Kompleks DPR, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis.

Hal itu, lanjut dia, dilakukan karena dirinya meyakini PKS bukan satu-satunya tempat berkarir. Nasib Yusuf Supendi bisa berkarir di institusi yang lain, di tempat yang lain dan bekerja bagi bangsa dan negara.

Selain itu, keengganan PKS untuk menggugat balik Yusuf Supendi yang telah melaporkan beberapa petinggi PKS, termasuk dirinya yang diduga melakukan penggelapan dana kampanye Pilgub DKI Jakarta 2007 ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada beberapa hari lalu, karena PKS menjaga keluarga dan anak mereka serta masa depan mereka.

"Jadi pendekatan institusi lebih bisa bersabar dan mengarah ke arah rasional ketimbang menyikapinya secara emosional," katanya.

Ia mengakui, desakan-desakan dari provinsi sudah sangat banyak agar yang bersangkutan segera dibawa ke ranah hukum agar cepat mendapat kepastian tentang pelanggaran yang dia lakukan.

Tetapi, itu baru dipertimbangkan dan belum ada keputusan resmi dari PKS tentang usulan membawa mereka ke ranah hukum.

"Sebab pertimbangan kami, selain mereka orang-orang yang pernah berjasa ke PKS, dan PKS bukan tipe institusi yang suka melupakan orang lain," katanya.

Mantan Presiden PKS, Hidayat Nur Wahid, mengaku siap menjembatani permasalahan antara Yusuf Supendi dengan petinggi PKS saat ini untuk mengkomunikasikan kedua belah pihak agar kembali seperti semula.

Menurut dia, jika Yusuf Supendi ingin kembali bergabung kembali dengan partai, alangkah baiknya hal itu dikomunikasikan oleh Yusuf secara langsung kepada pimpinan partai.

"Saya yakin rekan-rekan-rekan partai "welcome-welcome" saja untuk mendengar dan bersilaturahmi. Itu yang sesungguhnya biasa dilakukan di partai ini, tuturnya.

Ia mengatakan, bila ada keinginan semacam itu tentu saja memang perlu dicarikan solusi dan pemecahannya, namun dirinya enggan jika akhirnya dijadikan kelompok ketiga dan akhirnya melahirkan pernyataan yang berbeda baik yang diutarakan partai maupun Yusuf.

"Jangan sampai munculnya saya sebagai mediator, PKS akhirnya menjadi ada tiga kelompok. Itu malah nantinya menjadi sesuatu yang mengaburkan masalah," katanya. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011