Magelang (ANTARA News) - Jembatan di atas Sungai Pabelan pada sisi utara di jalur utama Magelang -Yogyakarta, retak-retak di tiga titik menyusul runtuhnya bagian jembatan di sisi selatan pada Rabu (30/3) malam.

Sukirman, petugas dari PT Adi Karya yang merupakan rekanan dari Bina Marga di Magelang, Kamis, mengatakan jembatan tersebut retak di bagian tengah dan di dua titik pada ujung jembatan sisi utara.

"Lantai jembatan retak 0,5 sentimeter sepanjang tiga hingga empat meter dari lebar jembatan delapan meter," katanya.

Ia mengatakan, akibat dihantam banjir lahar dingin, pilar penyangga jembatan di bagian tengah juga terkikis. Pilar tersebut terkikis setinggi 4,8 meter dari total ketinggian pilar 7,4 meter, dan lebar 1,8 meter dari total lebar 5,6 meter.

"Sekarang kami sudah memasang water pass guna mengetahui apakah jembatan mengalami penurunan. Selain itu juga memasang alat untuk memonitor apakah jembatan bergeser ke kanan atau ke kiri," katanya.

Pascaruntuhnya Jembatan Pabelan sisi selatan, jembatan sisi utara hanya bisa dilalui kendaraan roda dua karena kondisinya yang telah retak tersebut.

Jembatan tersebut merupakan satu-satunya jembatan yang masih utuh di atas aliran Sungai Pabelan yang menghubungkan jalur Magelang-Yogyakarta.

Hingga Kamis sore, masyarakat masih berantusias untuk menyaksikan Jembatan Pabelan yang runtuh. Sejumlah aparat kepolisian dan TNI serta relawan terlihat berjaga di sekitar lokasi tersebut.

Melalui pengeras suara, seorang polwan mengimbau agar para pejalan kaki maupun pengendara roda dua tidak berhenti di tengah jembatan agar tidak menambah beban jembatan yang rawan ambrol tersebut.

Petugas juga menghalau para penonton yang berusaha merangsek ke tengah jembatan.

Angkutan pedesaan terlihat menurunkan penumpang di kedua ujung jembatan dan penumpang harus berjalan kaki melewati jembatan yang retak-retak itu untuk berganti angkutan guna melanjutkan perjalanan.

Sejumlah angkutan berat seperti truk dan bus dialihkan melalui jalur Magelang-Purworejo-Yogyakarta dan sebaliknya.(*)
(U.H018/P004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011