Tokyo (ANTARA News) - Berikut adalah perkembangan-perkembangan utama pasca gempa bumi dan tsunami menghancurkan timur laut Jepang dan merusak pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang menaikkan risiko kebocoran radiasi yang tak terkontrol.

- Jepang memperingatkan bahwa negeri itu membutuhkan berbulan-bulan untuk menghentikan kebocoran radiasi dari PLTN.

* Para insinyur mencampur serbuk gergaji dan koran dengan polimer dan semen untuk mencoba menutup retakan dalam lubang beton di reaktor no. 2 kompleks PLTN Fukushima Daiichi, di mana air radioaktif sudah merembes ke laut. Operator Tokyo Electric Power Co (TEPCO) mengatakan selama seminggu mereka menemukan retakan yang menggerakkan kegiatan 1.000 millisievert radiasi per jam di dalam udara.

- Mayoritas pemilih dalam poling oleh sebuah surat kabar mengatakan sebuah koalisi akan lebih baik dalam mengatasi krisis dan upaya perbaikan pascagempa.

- Seorang pembantu Perdana Menteri Naoto Kan mengatakan prioritas pemerintah adalah  menghentikan kebocoran radiasi yang sangat dikhawatirkan masyarakat dan menghambat upaya pendinginan panas pada batang bahan bakar nuklir. Dia mengatakan situasi sudah "agak stabil."

* Sebuah survei bank sentral yang menggarisbawahi keprihatinan atas dampak krisis, menunjukkan bahwa produsen besar memperkirakan kondisi bisnis memburuk secara signifikan dalam tiga bulan ke depan, meskipun mereka tak cukup pesimis sebagaimana beberapa analis harapkan.

- Para insinyur memeriksa alternatif-alternatif untuk memompa air ke dalam reaktor guna mendinginkan reaktor, termasuk sistem pendingin ruangan yang diperbaiki, penyemprotan batang bahan bakar dengan uap air atau memakai sistem pembersihan pembangkit.

- Tingkat radiasi di laut sekitar PLTN mencapai 4.000 kali ambang normal.

- TEPCO mengatakan akan menghancurkan sedikitnya empat reaktor begitu reaktor-reaktor itu bisa dikendalikan, tetapi langkah ini bisa memakan waktu bertahun-tahun atau bahkan berdekade-dekade.

- Sebuah badan pengawas PBB telah mengusulkan pelebaran zona pengecualian sekitar stasiun setelah radiasi diukur di sebuah desa 40 Km jauh melampaui kriteria untuk area evakuasi.

- Aktivitas perindustrian Jepang merosot ke tingkat terendah dalam dua tahun terakhir, pada Maret lalu dan mencetak rekor kejatuhan bulan menyusul gempa dan tsunami yang menghantam rantai pasokan dan output.

- 12.087 orang dipastikan tewas oleh Badan Kepolisian Nasional Jepang, sementara 15.552 lainnya hilang. Sebanyak 167.700 rumah tangga tanpa listrik dan setidaknya 200.000 tanpa air bersih.
   
- Perkiraan biaya kerusakan mencapai 300 miliar dolar AS, menjadikannya sebagai bencana alam paling mahal di dunia. Gempa Kobe tahun 1995 menelan biaya 100 miliar dolar AS, sementara Badai Katrina pada 2005 menyebabkan kerusakan senilai 81 miliar dolar AS. (*)

Reuters/Neny

Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011