Washington (ANTARA News) - Angkatan bersenjata Amerika Serikat pada Senin menarik mundur pesawat jet tempur dari kampanye internasional udara di Libya, kata sejumlah pejabat, setelah NATO meminta Washington untuk tetap meneruskan serangan bom untuk 48 jam selanjutnya.

AS berencana menghentikan banyak misi tempurnya serta peluncuran peluru kendali Tomahawk mereka pada akhir pekan tetapi menerima permintaan NATO untuk meneruskan operasi untuk 48 jam lagi hingga Senin, sebagaimana dikutip dari AFP.

Serangan mendadak AS berakhir pada Senin pukul 22.00 GMT (Selasa pukul 05.00 WIB), dengan pesawat tempur AS dalam keadaan siaga saat NATO mengambil alih kepemimpinan, kata juru bicara Pentagon Kapten Darryn James.

Setelah itu, "sejumlah aset penerbangan AS diperkirakan akan berhenti melakukan serangan dadakan dan tetap dalam status waspada bila NATO meminta dukungan," kata James dalam surel (surat elektronik).

NATO telah mengumumkan permintaan untuk memperpanjang pemboman AS setelah cuaca buruk pada pekan lalu yang menghambat pesawat tempur, yang para pemimpin militer katakan membuat pasukan Muamar Gaddafi dapat maju.

Antara 22.00 GMT pada Selasa (Rabu pukul 05.00 WIB) dan 10.00 GMT (17.00 WIB) pada Senin, pesawat AS melakukan sekurangnya dua serangan tetapi tidak meluncurkan rudal Tomahawk, kata James.

Satu pesawat jet Harrier AS "menyerang kendaraan militer dekat" Sirte dan satu pesawat A-10 Thunderbolt "menyerang kendaraan militer dekat Brega," katanya.

Pesawat A-10 tersebut, dipersenjatai kanon 30mm dan dapat bertahan dari serangan langsung musuh, dirancang untuk menggempur tank dan target darat lain.

Anggota parlemen AS telah mengkritisi Presiden AS Barack Obama atas pengurangan peran militer, menyebutkan sekutu NATO tidak memiliki kemampuan setara dengan pesawat penyerang darat dibanding A-10.

Saat negara NATO lain berencana untuk meningkatkan pesawat di udara untuk menggantikan jet tempur AS, kontribusi negeri Paman Sam hanya terbatas pada pengacak elekronik, pengisian bahan bakar di udara, pengintaian dan upaya pencarian dan penyelamatan.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011