Sudah berulang kali kasus seperti ini terjadi, tapi pelakunya tidak pernah terungkap. Mengapa bisa seperti ini, padahal di sepanjang jalan dari Timika ke Tembagapura ada banyak aparat keamanan
Timika (ANTARA News) - Ratusan karyawan PT Freeport Indonesia dari berbagai departemen, Jumat pagi berkumpul di depan kantor perusahaan itu di Kuala Kencana, Timika, Papua, untuk melakukan aksi solidaritas terkait kematian dua rekan mereka yang tewas terbakar di ruas jalan Tanggul Timur, Kamis (7/4) malam.

Para karyawan menggelar doa bersama dan menyampaikan sejumlah aspirasi di pintu masuk Kantor Freeport di Kuala Kencana.

Koordinator Aksi Solidaritas Security PT Freeport, Paulus Kogoya mengatakan karyawan akan menyampaikan sejumlah butir pernyataan sikap kepada manajemen perusahaan.

"Kami rekan-rekan mereka akan menyampaikan pernyataan sikap ke pihak manajemen dan dunia luar bahwa sejak tahun 2009 sampai 2011 anggota security selalu menjadi korban. Kami sangat prihatin dengan kejadian ini dan menuntut agar kasus ini diusut hingga tuntas sesuai prosedur hukum yang berlaku," kata Paulus.

Mewakili rekan-rekannya yang sementara dalam suasana berduka, Paulus meminta aparat kepolisian mengungkap siapa pelaku yang secara sadis telah membakar jasad Daniel Mansawan dan Hari Siregar bersama kendaraan yang mereka tumpangi di ruas jalan Tanggul Timur menuju Kampung Nayaro.

"Kami mau pelakunya harus diungkap tuntas. Kalau tidak, jenazah rekan kami akan dibawa dan dikubur di alun-alun Kantor Freeport di Kuala Kencana. Tuntutan ini harga mati karena merupakan pelanggaran HAM berat," tegas Paulus.

Menurut dia, kedua korban merupakan putra terbaik Papua yang memimpin Departemen Security Risk Manajemen Freeport.

Daniel Mansawan, putra asli Papua kelahiran Biak yang sudah lebih dari 20 tahun bekerja di Freeport saat ini menjabat Manajer Security di area dataran rendah.

Sedangkan Hari Siregar, kelahiran Sumatera Utara juga sudah lebih dari 20 tahun bekerja di Freeport dan terakhir menjabat Chief Security.

"Mereka berdua ini pimpinan kami yang menjadi harapan untuk memimpin Departemen Security. Ternyata mereka harus berhenti di tengah jalan," tutur Paulus.

Ia mengutuk keras pelaku yang telah tega membakar jasad kedua rekan mereka itu. "Kedua rekan kami dibunuh dan dibakar dalam mobil secara tidak manusiawi. Kami mengutuk pelakunya," ujar Paulus.

Ia juga menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kasus penembakan yang terjadi di areal Freeport sejak 2009, namun sampai saat ini pelakunya tidak bisa diungkap secara jelas oleh pihak kepolisian.

Selama kurun waktu sejak 2009-2011, katanya, sudah tiga hingga empat orang anggota security Freeport tewas tertembak, sementara puluhan lainnya menderita luka-luka.

"Sudah berulang kali kasus seperti ini terjadi, tapi pelakunya tidak pernah terungkap. Mengapa bisa seperti ini, padahal di sepanjang jalan dari Timika ke Tembagapura ada banyak aparat keamanan," tanya Paulus.

Vice President PT Freeport, Demianus Dimara meminta karyawan tetap bekerja seperti biasa dan menunggu hasil proses otopsi jenazah dua korban yang saat ini tengah diidentifikasi di RS Tembagapura.

Pada Kamis malam, jenazah kedua korban dibawa ke Klinik Kuala Kencana dan selanjutnya pada Jumat pagi dievakuasi menuju Tembagapura menggunakan helikopter dari Kantor Security Kuala Kencana.

Informasi yang dihimpun ANTARA dari sejumlah karyawan, kondisi jenazah kedua korban sangat memprihatinkan. 
Jasad kedua korban ditemukan berada di jok belakang mobil saat ditemukan oleh tim pemadam kebakaran.

Guna mengidentifikasi jenazah kedua korban, pihak Freeport dilaporkan mendatangkan ahli forensik langsung dari Jakarta pada Kamis malam. Pada Jumat pagi ahli forensik tersebut sudah tiba di Timika dengan menggunakan pesawat Airfast dan langsung diterbangkan ke Tembagapura.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011