Kebebasan, kebebasan, kami ingin kebebasan"
Damaskus (ANTARA News) - Media Suriah melaporkan 19 polisi dan anggota pasukan keamanan tewas dalam berbagai bentrokan di kota selatan Daraa, Jumat kemarin.

Kekacauan dimulai ketika orang bersenjata tak dikenal menembaki polisi dan penduduk sipil yang menggelar protes damai anti-pemerintah setelah salat Jumat, kata kantor berita resmi Suriah Sana seperti dikutip Reuters.

Sumber oposisi mengatakan, polisilah yang mulai menembaki para demonstran dalam upaya membubarkan pertemuan mereka.

Para penggiat berdemonstrasi di Daraa dan mereka menyebut diri Revolusi Suriah - 2011. Mereka telah menyiarkan daftar 14 orang tewas dalam bentrokan hari Jumat di Facebook.

Pihak berwenang di Daraa mengatakan mereka tidak menghalangi demonstran untuk berpartisipasi dalam demonstrasi dan menjaga peristiwa itu terkendali pada saat bentrokan dan tembak-menembak itu dimulai.

Di wilayah timur, ribuan warga etnik Kurdi berdemonstrasi menuntut reformasi meski presiden pekan ini telah mengendurkan aturan-aturan yang membuat banyak warga Kurdi tidak memperoleh kewarganegaraan, kata sejumlah aktivis.

Protes melanda negara berpenduduk 20 juta orang itu, dari kota pelabuhan Laut Tengah Latakia hingga Albu Kamal di perbatasan Irak, ketika demonstrasi memasuki pekan keempat dengan mengabaikan operasi pasukan keamanan dan meningkatnya janji reformasi oleh pemerintah.

"Kebebasan, kebebasan, kami ingin kebebasan," teriak ribuan pemrotes di banyak kota Suriah. Beberapa orang meneriakkan, "Kami mengorbankan darah dan jiwa kami bagimu, Daraa."

Penduduk mengatakan, pasukan keamanan menggunakan meriam air dan bom asap untuk membubarkan protes sekitar 2.000 orang di Hama, kota di mana ribuan orang tewas pada 1982.

Mereka menembaki ribuan demonstran di Daraa, tempat demonstrasi meletus pertama kali pada Maret. Menurut mereka, demonstran membakar sebuah bangunan milik Partai Baath yang berkuasa dan menghancurkan patung saudara presiden, Basil.

H-AK/S004

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011