Mereka harus mengetahui dulu identitas yang meminta. Jika ada remaja yang masih usia sekolah, kami meminta pengelola outlet untuk menolaknya
Kediri (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya 12 ribu kondom telah habis dibagikan oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Kediri, Jawa Timur, dalam waktu tiga bulan.

"Permintaan yang paling tinggi terdapat di eks-lokalisasi dan beberapa tempat hiburan lain," kata Sekretaris KPA Kota Kediri, Heri Nurdianto, di Kediri, Minggu.

Menurut dia, permintaan salah satu alat kontrasepsi itu datang setiap triwulan. Setiap outlet menyediakan rata-rata 400 kondom dan telah habis sebelum jadwal pendistribusian berakhir.

Tahun ini di Kota Kediri terdapat 44 unit outlet. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang hanya 38 unit outlet.

"Kami ditarget setiap tiga bulan sekali ada penambahan outlet antara enam sampai delapan unit. Jadi, kami berupaya membuat outlet baru," katanya.

Ia menampik anggapan bahwa tingginya tingkat penyerapan kondom itu sebagai upaya melegalkan praktik-praktik prostitusi di kota itu. Apalagi, di Kota Kediri terdapat banyak tempat hiburan malam, hotel, dan lokalisasi.

Heri beralasan penambahan outlet itu ditujukan untuk meminimalisasi penyebaran virus HIV/AIDS di Kota Kediri yang dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Ia menyebutkan pada awal 2011, KPA sudah menemukan tujuh penderita HIV/AIDS baru sehingga secara keselurahan jumlah penderita HIV/AIDS selama 2006-2011 mencapai 111 orang.

Jumlah itu diperkirakan akan terus meningkat, mengingat kasus HIV AIDS ibarat gunung es. KPA memberi pesan khusus kepada para pemilik outlet alat kontrasepsi agar tidak memberikan kondom itu kepada sembarang orang.

"Mereka harus mengetahui dulu identitas yang meminta. Jika ada remaja yang masih usia sekolah, kami meminta pengelola outlet untuk menolaknya," ucapnya.

Ia mengaku hingga kini belum melakukan penelitian secara maksimal tentang efektivitas penggunaan alat kontrasepsi terkait dengan temuan kasus HIV/AIDS.
(KR-SAS*M038/D010)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011