Amman (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Jordania pada Sabtu mengutuk serangan Israel terhadap Jalur Gaza yang diklaim menewaskan beberapa warga Palestina termasuk anak-anak, menurut laporan kantor berita pemerintah Petra.

Dalam pernyataan Sabtu, Menteri Luar Negeri Jordania Nasser Judeh mengatakan, kerajaan Arab sangat prihatin terhadap eskalasi serangan Israel terhadap Jalur Gaza, dan menyerukan bagi segera dihentikannya semua tindakan militer untuk mencegah meningkatnya situasi kekerasan.

Menteri Yordania mendesak masyarakat internasional untuk mengambil langkah-langkah nyata dan cepat guna mewujudkan tujuan yang diinginkan, menciptakan sebuah negara Palestina yang merdeka dan layak dengan perbatasan tahun 1967.

Realisasi solusi dua-negara, kata menteri, adalah satu-satunya cara untuk mencapai keamanan yang berkelanjutan dan stabilitas di Timur Tengah.

Ketegangan meningkat ketika gerilyawan Hamas menembakkan sebuah roket ke Israel pada Kamis, menghantam bus sekolah dan melukai dua orang di dalamnya, termasuk seorang pelajar 16 tahun yang terluka parah.

Tujuh belas warga Palestina, termasuk delapan warga sipil, telah tewas dalam serangan Israel yang berlangsung sejak Kamis.

Prancis Sabtu juga mengecam peningkatan kekerasan yang "tak masuk akal" antara Hamas dan Israel setelah jumlah warga Palestina yang tewas dalam bentrokan-bentrokan belakangan ini meningkat menjadi 18 orang.

"Kami minta pada pihak-pihak itu untuk melakukan apa saja guna menghentikan peningkatan kekerasan ini, yang betapapun tak masuk akal karena itu mematikan, dan untuk menghormati gencatan senjata yang kekal," kata juru bicara kementerian luar negeri Bernard Valero.

"Prancis mengecam peningkatan kekerasan" yang dalam beberapa hari belakangan ini telah menyebabkan roket dan mortir ditembakkan ke Israel selatan dan juga operasi militer Israel (di Gaza).

Situasi sekarang ini menekankan kebutuhan mendesak untuk mencapai penyelesaian konflik yang dirundingkan, kata Valero.

Pada Jumat, kementerian luar negeri mengecam sangat tegas serangan Palestina dan menyesalkan konsekuensi balasan Israel yang menewaskan banyak warga sipil.

Dalam kekerasan terakhir, militer Israel membunuh dua warga Palestina di Gaza, Sabtu.

Kematian itu menjadikan 18 jumlah warga Palestina tewas, termasuk sedikitnya enam gerilyawan dan satu anak laki-laki berusia 10 tahun, sejak rentatan anti-tank ditembakkan ke sebuah bus sekolah Israel dekat kibutz Nahal Oz, dekat Gaza, Kamis.(*)

(Uu.H-AK/H-RN)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011