Magelang (ANTARA News) - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Rabu pagi kembali mengeluarkan asap solfatara tebal.

Kepulan asap solfatara tersebut terlihat jelas dari Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Masyarakat khawatir Merapi akan kembali meletus.

"Banyak warga keluar rumah untuk menyaksikan puncak Merapi. Kami masih trauma dengan letusan Merapi 2010," kata warga Srumbung, Agus.

Petugas Pengamatan Merapi di Pos Ngepos, Ahmad Safari, mengatakan tidak ada indikasi peningkatan aktivitas Gunung Merapi. Asap tebal pada pukul 07.20 WIB merupakan asap solfatara yang timbul akibat interaksi uap air dengan material panas di puncak Merapi.

Ia menuturkan, berdasarkan data kegempaan justru menunjukkan penurunan. Selama 24 jam, gempa vulkanik dalam (A) dan gempa vulkanik dangkal (B) sama sekali tidak terjadi. Gempa multiphase tercatat sebanyak 11 kali, gempa guguran empat kali, dan gempa tektonik satu kali.

Menurut dia, jumlah kegempaan itu cenderung turun dibanding hari Minggu (10/4) yang tercatat terjadi gempa multiphase sebanyak 58 kali, gempa guguran tiga kali, tektonik dua kali, dan vulkanik dangkal (B) satu kali. Bahkan pada Jumat (8/4), gempa multiphase mencapai 122 kali.

Asap solfatara terlihat berwarna hitam akibat adanya pantulan sinar matahari dari belakang gunung. "Kami berharap masyarakat tidak panik karena perkembangan Gunung Merapi selalu terpantau," katanya.

Ia mengatakan, peningkatan aktivitas Gunung Merapi seminggu terakhir diperkirakan merupakan proses pembentukan kubah lava baru. Kubah lava baru bisa dilihat dari daerah Deles, Klaten karena arah bukaan Merapi memang mengarah ke Klaten.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011