Paris (ANTARA News/AFP) - Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy pada Rabu mengatakan bahwa Prancis telah menuntaskan tugasnya dengan mendukung perdamaian dan demokrasi di Pantai Gading setelah pasukannya membantu menggulingkan mantan penguasa Laurent Gbagbo.

"Dia menekankan kenyataan bahwa Prancis telah menuntaskan tugasnya terhadap demokrasi dan perdamaian di Pantai Gading sebagai negara yang memiliki hubungan sejarah yang mendalam," kata juru bicara pemerintah, Francois Baroin setelah Sarkozy menemui kabinetnya.

"Pasukan Prancis melakukan tindakan itu atas permintaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan membantu penjaga perdamaian yang sejalan dengan mandat yang ditetapkan oleh Dewan Keamanan PBB," kata Baroin kepada pewarta di Istana Elysee di Paris.

"Mereka melakukan hal tersebut karena tindakan melindungi warga sipil yang mengalami situasi keamanan dan kemanusiaan yang terus memburuk merupakan tindakan penting," tambah Baroin.

Prancis merupakan mantan penjajah Pantai Gading dan telah mengoperasikan 1.700 pasukan bersenjata Licorne untuk membantu misi penjaga perdamaian Organisasi Operasi Pantai Gading PBB (UNOCI) di negara itu.

Sejumlah helikopter Prancis dan UNOCI menyerang tempat tinggal milik Gbagbo di Abidjan selama satu pekan yang mereka tegaskan sebagai upaya untuk menghentikan pasukan Gbagbo yang menggunakan senjata berat dalam melawan warga sipil.

Namun serangan udara tersebut juga membuat pasukan Presiden yang diakui oleh internasional, Alassane Ouattara bergerak masuk untuk menangkap Gbagbo sehingga menghentikan krisis yang terjadi akibat penolakan penguasa petahana itu atas kekalahannya pada pemilihan umum November 2010.

Para pendukung Gbagbo telah menuduh Prancis melakukan kudeta terhadap pemimpin mereka namun Paris bersikeras bahwa mereka bertindak atas permintaan bantuan oleh PBB dan menegaskan bahwa pasukan Ouattaralah yang menangkap Gbagbo.(*)
(U.KR-BPY/H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011