Di bawah komando dan kontrol NATO, koalisi kini menegakkan Resolusi 1973 DK PBB untuk melindungi warga sipil tak berdosa di Libya
Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton Rabu mengecam "serangan-serangan brutal" oleh pasukan Muammar Gaddafi terhadap warga sipil Libya..

Hillary menanggapi laporan-laporan rangkaian penembakan mortir dan artileri pasukan Gaddafi ke daerah-daerah perumahan Misrata, yang memutus aliran air dan listrik ke kota itu, dan para penembak jitu menembaki warga sipil yang mencari perawatan medis.

Pasukannya juga "dilaporkan menghancurkan gudang-gudang suplai makanan penting" dengan yang tujuan jelas untuk membuat mereka kelaparan dan menjadi tunduk, kata diplomat tinggi AS itu.

"Amerika Serikat mengutuk serangan-serangan brutal lanjutan rezim Gaddafi terhadap orang-orang Libya sebab melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB (UNSCR) 1973, yang menyerukan penghentian semua serangan terhadap penduduk sipil," katanya.

"Dalam beberapa hari terakhir, kami telah menerima laporan yang mengganggu bahwa kekejaman muncul kembali dan dilakukan oleh pasukan Gaddafi," katanya.

Resolusi Dewan Keamanan PBB 19 Maret, yang memungkinkan untuk melakukan "semua langkah yang diperlukan" guna melindungi warga sipil, membuka jalan bagi AS, angkatan udara Inggris dan Prancis untuk menerapkan zona larangan terbang dan peluncuran serangan-serangan terhadap pasukan darat Gaddafi.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) kemudian ditugasi melakukan pengendalian operasi militer, yang awalnya dipimpin oleh Amerika Serikat.

"Di bawah komando dan kontrol NATO, koalisi kini menegakkan Resolusi 1973 DK PBB untuk melindungi warga sipil tak berdosa di Libya," kepala diplomat Amerika itu mengatakan.

"Amerika Serikat juga mengumpulkan informasi tentang tindakan Gaddafi yang dapat menimbulkan pelanggaran hak asasi kemanusiaan (HAM) atau hukum HAM internasional untuk memastikan bahwa mereka didokumentasikan dengan baik dan berkatalog, serta memastikan bahwa mereka yang melakukan kekejaman ini harus bertanggung jawab atas tindakan mereka," katanya.

"Masyarakat internasional terus berbicara dalam satu suara untuk mendukung transisi yang mengarah ke masa depan yang lebih cerah bagi rakyat Libya," tuturnya.
(H-AK/C003)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011