Jakarta (ANTARA News) - Menko Polhukam Djoko Suyanto meminta aparat kepolisian untuk segera mengungkap pelaku bom bunuh diri di Masjid di dalam Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, termasuk siapa yang berada dibalik peledakan itu.

"Yang penting siapa dibalik peristiwa tersebut," katanya, usai memimpin rapat koordinator bidang Polhukam di Jakarta, Jumat.

Djoko mengatakan, pihaknya mengakui kemungkinan modus baru yang digunakan pelaku bom bunuh diri dengan mengubah target sasaran.

"Kemungkinan itu ada. Jika dahulu sasaranya adalah warga negara asing dan simbol-simbolnya, kini sasarannya aparat pemerintah termasuk Polri," katanya.

Bom meledak di Masjid Polresta Cirebon sekitar pukul 12.15 WIB. Pelaku bom bunuh diri tewas dengan perut hancur. Pelaku ikut shalat Jumat dan berada di baris kedua.

Akibatnya, belasan polisi luka-luka termasuk Kapolresta Cirebon AKBP Herukoco.

Dari Cirebon, Jawa Barat, Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo, dilaporkan mengungkapkan ciri-ciri pelaku peledakan bom bunuh diri di Masjid di dalam kompleks Markas Kepolisian Resor Cirebon Kota.

"Diduga ini bom bunuh diri. Ciri-ciri pelaku 25-30 tahun dengan tinggi 170 cm," kata Timur seusai melakukan peninjauan ke lokasi kejadian.

Timur membenarkan bahwa telah terjadi serangan bom di kompleks Polres Cirebon Kota. "Saat ini olah TKP sedang dilakukan oleh tim dari pemeriksaan awal. Kaca pecah dan beberapa atap terkena letusan," kata Timur.

Ia mengaku belum bisa memastikan jenis barang peledak yang dipakai oleh pelaku.

"Masih dalam proses penyelidikan," ungkap Timur singkat.

Ia menambahkan, diduga kuat peledak itu disimpan di badan pelaku. Namun, posisi penyimpanan bom pun belum bisa dipastikan. Kondisi korban yang juga diduga pelaku mengalami luka di bagian punggung sebelah kanan.

Hingga kini belum diketahui motif dari aksi bom bunuh diri tersebut.

Jenazah korban sudah diterbangkan ke RS Polri Kramat Jati untuk penyelidikan lebih lanjut. Meski mengalami luka parah di punggung, wajah korban masih dapat dikenali dengan baik.

(R018/A033/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011