Tunis (ANTARA News) - Sebanyak 300 demonstran berkumpul di luar Kedutaan Besar Arab Saudi di Tunis, Tunisia, Jumat (15/4), dan menyerukan ekstradisi mantan presiden Zine El Abidine Ben Ali, demikian laporan kantor berita resmi negeri itu TAP seperti dikutip Xinhua.

Demonstran melemparkan sepatu ke gambar mantan presiden tersebut dan mengadakan pengadilan rekaan dengan menjatuhkan hukuman mati kepada Ben Ali.

Ben Ali mendapat suaka politik di Arab Saudi sejak meninggalkan negerinya pada 14 Januari, setelah demonstrasi menentang 23 tahun kekuasaannya.

Protes Jumat dilancarkan sehari setelah Menteri Kehakiman Tunisia Lazhar Karoui Chebbi mengumumkan pemerintah telah menyiapkan 18 dakwaan, mulai pembunuhan sampai penyelundupan narkotika, terhadap Ben Ali.

Dalam satu pernyataan yang disampaikan melalui televisi Tunisia, Chebbi mengatakan pengajuan kasus hukum itu akan memudahkan ekstradisi mantan presiden tersebut dari Arab Saudi.

Setelah menggulingkan rejim Zine El Abidine Ben Ali, Perdana Menteri sementara Tunisia Beji Caid Essebsi telaah mengumumkan bahwa pemerintah baru terbebas dari anggota rejim lama. Ben Ali digulingkan dalam demonstrasi Januari lalu.

Setelah demonstrasi itu, perdana menteri sebelumnya Mohammed Ghannouchi dan dua menteri lain yang juga bertugas selama pemerintahan Ben Ali mengundurkan diri pekan lalu. Dua menteri dari oposisi juga mengundurkan diri beberapa hari kemudian.

Ben Ali lengser dan meninggalkan negaranya pertengahan Januari setelah berkuasa 23 tahun di tengah tuntutan yang meningkat agar ia mengundurkan diri meski telah menyatakan tidak akan mengupayakan perpanjangan masa jabatannya setelah 2014.

Pada penghujung Januari, Tunisia mengeluarkan surat penangkapan internasional terhadap mantan presiden itu, istrinya dan anggota lain keluarganya.(*)

C003/A011

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011