Jakarta (ANTARA News) - Menko Polhukam Djoko Suyanto mengakui adanya perubahan pola dalam aksi terorisme dari penyerangan besar yang menyebabkan korban banyak menjadi aksi kecil dengan sasaran korban yang lebih kecil pula.

Di Istana Merdeka di Jakarta, Kamis, Djoko mengatakan bahwa sebenarnya perubahan pola tersebut sudah dideteksi sejak dua tahun lalu karena kelompok terorisme menyadari bahwa aksi penyerangan besar mereka justru menimbulkan kebencian publik.

"Dua tahun lalu saya sudah bilang mereka akan mengubah pola. Kalau dulu sasarannya luas, korbannya, tapi justru menimbulkan kebencian orang pada mereka. Sekarang, sasarannya kecil," ujarnya.

Djoko menegaskan apa pun metode yang ditempuh oleh kelompok teroris, aksi-aksi mereka tetap harus dikutuk karena menyebabkan korban tidak berdosa dan menghalalkan segala cara agar tujuan mereka tercapai.

"Pertama adalah perbuatannya jahat, biadab, mengambil korban orang yang tidak berdosa, sesat. Kalau sampai menghalalkan segala cara, darah orang halal, membunuh orang halal, itu sudah agama apa pun saya kira tidak dibenarkan," tuturnya.

Sebelumnya, Sidney Jones dari International Crisis Group menyatakan aksi terorisme berangsur-angsur berubah dari kelompok besar menjadi kelompok kecil, bahkan perseorangan.

Perubahan itu antara lain karena efektifnya penangkapan anggota kelompok besar seperti Jamaah Islamiyah serta dipicu oleh semakin mudahnya mereka memperoleh bahan-bahan seperti buku yang dapat mendorong aksi terorisme.

Terkait dengan aksi Negara Islam Indonesia (NII), Djoko mengatakan, pemerintah terus menyelidiki hal tersebut sampai tuntas dengan mengikuti perkembangan dan laporan terkini dari lapangan.

"Ini sedang diselidiki, sedang dimatangkan, diselidiki sampai tuntas," demikian Djoko.

(D013/R010/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011