Malang (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Resor Malang Kota AKBP Agus Salim menegaskan bahwa di Kota Malang, Jawa Timur tidak ada pelaku doktrinisasi yang selama ini disebut-sebut dari kelompok Negara Islam Indonesia (NII).

Pernyataan Kapolres itu disampaikan setelah dilakukan penelusuran oleh tim yang dibentuk Polresta Malang bersama Polda Jatim. "Mahasiswa di Kota Malang adalah murni korban penipuan, sebab mereka telah melapor kepada kami," katanya di Malang, Rabu.

Ia menjelaskan, pelaku penipuan tersebut diduga berada di luar Kota Malang, seperti di Cirebon dan daerah lainnya.

"Kita masih melakukan penyelidikan terhadap kasus ini, mengenai siapa pelakunya kita masih melakukan penelusuran, dan mahasiswa yang ada di Kota Malang adalah murni korban," katanya.

Sesuai hasil pelacakan tim yang dibentuk Polresta Malang, kasus yang menimpa sejumlah mahasiswa di Kota Malang adalah murni kasus penipuan.

"Kita masih memeriksa korban sebab mereka adalah kunci utama, karena itu mudah-mudahan mereka bisa memberikan keterangan," kata Agus.

Polresta Malang telah berkoordinasi dengan Polda Jatim melakukan penelusuran terhadap korban maupun adanya dugaan pelaku doktrinisasi ala NII, baik di Gresik atau pun di Malang.

"Dari koordinasi itu, saya mendapat tugas ke Bima, Nusa Tenggara Barat, untuk melihat kondisi korban Mahatir Rizki (19), salah satu korban yang sempat hilang akibat dugaan kasus doktrinisasi (cuci otak) dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)," katanya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Kombes Pol Rachmat Mulyana mengatakan hal yang sama bahwa kasus yang dialami sejumlah mahasiswa di Malang itu murni kasus penipuan.

"Hasil pemeriksaan terhadap 10 mahasiswa yang dilakukan Polres Malang dan ditambahi tim Polda Jatim menyimpulkan kasus NII itu betul-betul murni penipuan, modusnya sama dengan "gendam" yakni bertujuan untuk menipu," katanya.

(KR-MSW*E011/E011)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011